Surabaya (Antara Jatim) - Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Universitas Indonesia menjelaskan bahwa anak-anak di Indonesia masih kekurangan vitamin D, terbukti dari studi "South East Asian Nutrition Survey" (SEANUTS) Indonesia.
"Dari data SEANTUTS pada 2013 yang menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D pada anak-anak Indonesia berumur 2-5 tahun," kata Ketua PKGK UI, Ahmad Syafiq dalam kegiatan Gerakan Nusantara Frisian Flag di SDN Bubutan IV, Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, prevalensi kekurang vitamin D pada umur 2-5 tahun adalah sebesar 42,8 persen berada di desa dan 34,9 persen di kota, yang menunjukkan bahwa vitamin D sebagai salah satu zat gizi yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan anak-anak.
"Kadar vitamin D dibawah 50 nmol/liter pada anak indonesia usia 24-59 bulan sebesar 41,4 persen, sedangkan pada anak usia 5-12 tahun sebesar 46,7 persen. Sementara berdasarkan aktifitas fisik, ditemukan perempuan lebih aktif jika dibandingkan dengan anak laki-laki," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya masalah gizi di Indonesia memang masih memprihatinkan, terlihat dari jumlah balita bertumbuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi yang mencapai 37,2 persen atau 8,8 juta balita Indonesia pada 2013.
"Pemenuhan gizi seimbang terutama bagi calon ibu hamil, bumil, busui dan balita terus diperlukan. Terutama difokuskan pada zat gizi yang masih defisiensi seperti protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, vit A, vit D dan asam folat," ujarnya.
Menurut dia, gizi baik menjadi kunci utama keberhasilan anak karena kekurangan gizi bisa memengaruhi kemampuan konsentrasi anak, sedangkan gizi yang berlebih dapat menghambat anak bergerak dan kurang percaya diri saat bersosialisasi.
"Jika tidak menerima gizi yang mencukupi, bagaimana anak bisa beraktivitas dengan lancar, sehingga anak-anak harus diajarkan di sekolah karena waktu keseharian mereka dihabiskan di sekolah," terangnya.
Di sisi lain, Head of Corporate Affairs Frisian Flag Indonesia (FFI), Andrew F Saputro mengatakan untuk membantu anak-anak agar tidak kekurangan vitamin D maupun kekurangan gizi, pihaknya membuat program gerakan Nusantara.
"Lewat gerakan nusantara (minum susu setiap hari untuk anak cerdas aktif Indonesia), kami berharap agar susu juga berperan penting untuk pertumbuhan anak. Selain mendapat asupan gizi yang baik, anak juga perlu mendapat berbagai stimulasi pertumbuhannya," tandasnya.(*)
PKGK UI: Anak-Anak Indonesia Kekurangan Vitamin D
Rabu, 18 November 2015 16:57 WIB
Dari data SEANTUTS pada 2013 yang menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D pada anak-anak Indonesia berumur 2-5 tahun,