Surabaya (Antara Jatim) - Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mencatat 13 konflik kebebasan beragama yang terjadi di wilayah hukumnya sejak tahun 2008 hingga kini.
"Kita banyak belajar dari konflik yang terjadi, karena tidak semuanya terkait masalah agama, ada yang konflik pribadi tapi diseret ke agama," kata Anton Setiadji di Surabaya, Rabu.
Di hadapan 200-an peserta workshop bertajuk "Peran Polri dalam Melindungi Kebebasan Beragama-Berkeyakinan" oleh Imparsial-Polri, ia menyebut sejumlah contoh.
"Ada penolakan Ahmadiyah di Surabaya, penolakan gereja di pemukiman, Syiah di Sampang - Bondowoso - Jember, penolakan kampus STAI di Surabaya," katanya.
Hal yang juga penting adalah merebaknya jaringan radikalisme oleh ISIS yang menyeret beberapa warga Jatim hingga "hilang" di Syria. "Itu alarm buat kita," katanya.
Dalam workshop yang dihadiri Asrena Kapolri Irjen Pol Arif Wachyunadi mewakili Kapolri itu, ia mengatakan pihaknya berupaya mengantisipasi dengan "Sinergi 3 Pilar".
"Sinergi 3 Pilar dari Gubernur-Kapolda-Pangdam itu mendapat dukungan hingga Kepala Desa-Babinkamtibmas - Babinsa. Itulah (sinergi) yang mencegah konflik," katanya. (*)