Gresik (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik menggandeng PT Pertamina Gas (Pertagas) untuk mengangkut gas yang dibutuhkan perusahaan pupuk tersebut dari Lapangan MDA-MBA yang dikelola oleh Husky CNOOC Madura Limited menuju ke Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman dalam keterangan persnya di Gresik, Rabu, mengatakan, kerja sama dengan Pertagas merupakan tindak lanjut dari "MoU" Pengangkutan Gas yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Maret 2015.
Dalam perjanjian itu, tutur Nyakman, kedua belah pihak menyatakan sesuai peraturan SKK Migas titik serah gas bumi dari penjual ke pembeli adalah di "wellhead" (kepala sumur atau alat kontrol di permukaan sumur gas).
"Dan untuk mengangkutnya Petrokimia menggandeng Pertagas. Oleh karena itu dalam perjanjian ini Pertagas menjadi pihak yang akan mengangkut gas dari Lapangan MDA-MBA yang dikelola oleh Husky CNOOC Madura Limited (HCML) menuju ke Gresik," katanya.
Ia mengatakan, gas akan disalurkan melalui "east java pipeline" menuju "gas station" milik Pertagas yang ada di kawasan industri Petrokimia Gresik.
Sebelumnya, Petrokimia telah menandatangani perjanjian jual-beli gas dengan HCML pada April 2015, dan dalam perjanjian itu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pupuk itu mendapatkan pasokan gas sebesar 85 MMscfd (million metric standard cubic feet per day) dari Lapangan MDA-MBH yang dikelola oleh HCML.
"Besaran pasokan gas telah diatur sesuai arahan Kementerian ESDM melalui SKK Migas (2013) yakni 85 MMscfd, dan akan digunakan sebagai bahan baku Pabrik Amoniak Urea (Amurea) II milik Petrokimia," ucapnya.
Nyakman menjelaskan, keberadaan Pabrik Amurea II diproyeksikan akan beroperasi pada akhir 2017, dan saat ini telah dimulai pembangunannya oleh kontraktor konsorsium Wuhuan Engineering Company (WEC) dan PT Adhi Karya.
"Pabrik Amurea II merupakan proyek strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi amoniak (bahan baku pupuk Urea, ZA, dan NPK) dan Urea. Dan melalui pabrik ini, diharapkan Petrokimia dapat memenuhi kebutuhan amoniaknya sendiri dan memasok kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur," katanya.
Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan amoniaknya Petrokimia harus impor, padahal kebutuhannya sangat besar yakni mencapai 850 ribu ton/tahun, sedangkan kapasitas produksi yang ada saat ini hanya 440 ribu ton/tahun, sehingga kekurangannya selama ini dipenuhi dari impor.
"Dengan adanya pabrik Amurea II, nantinya kami berharap perusahaan dapat mengurangi ketergantungan impor sehingga struktur bisnis perusahaan menjadi lebih kuat," katanya. (*)