Surabaya (Antara Jatim) - Dapat melihat langsung proses pembuatan kapal merupakan kesempatan langka, sebab perusahaan galangan kapal tidak selalu mengizinkan orang luar untuk melihat langsung prosesnya.
Banyak alasan mengapa perusahaan galangan kapal tersebut melarang orang luar melihat langsung proses pembuatan kapal, apalagi kapal perang.
Karena, selain bisa menganggu aktivitas pekerja dalam menyusun blok-blok bagian kapal, juga dikhawatirkan konsep atau rancangan kapal diketahui publik sebelum jadi bagian utuh berupa kapal.
Sementara khusus untuk kapal perang, apabila proses pembuatannya diketahui dan dibuka untuk umum bisa sangat berbahaya, karena hal itu menyangkut alat utama sistem persenjataan (alutsista) suatu negara.
Namun demikian, kesempatan langka itu diperoleh sekitar 523 pelajar dan mahasiswa dari Jawa Timur-Jawa Tengah yang diizinkan PT PAL Indonesia (Persero) untuk melihat langsung proses pembuatan kapal pada tanggal 14 Agustus 2015 lalu di Surabaya.
Tujuannya, untuk memberikan pemahaman dan membuka informasi terkait produksi kapal kepada generasi muda, sehingga menumbuhkan kebanggaan kepada para pelajar terhadap karya anak negeri.
"Kesempatan langkah ini sengaja kita berikan kepada ratusan pelajar terpilih, sebagai bagian dalam rangkaian kegiatan Kementerian BUMN yang bertajuk "BUMN Hadir untuk Negeri," kata Direktur Pengembangan Usaha PT PAL Indonesia (Persero) Eko Prasetyo, Surabaya.
Eko mengatakan pihaknya mengajak para pelajar jalan-jalan ke setiap bagian proses pembuatan kapal yang dilakukan PT PAL Indonesia, seperti mulai desain atau gambar kapal, sampai dengan kapal siap dijalankan.
"Hal ini agar pelajar dan mahasiswa lebih memahami proses produksi kapal dari berbagai jenis dan ukurannya, dan di sisi lain mengenalkan lebih dekat perusahaan BUMN perkapalan," tuturnya.
Eko sama sekali tidak menaruh kekhawatiran dengan diketahuinya proses pembuatan kapal oleh ratusan pelajar, sebab dia malah berharap para pelajar mendapatkan ilmu, kemudian menimbulkan kebanggan terhadap negara sendiri yang merupakan negara maritim.
"Kami kenalkan semua seperti bagaimana lempengan besi itu menjadi kapal yang siap melakukan tugas dan fungsi asasi sebuah kapal dibentuk," ucapnya.
Kepala "Coorporate Startegic Planing" (CST) PT PAL Indonesia Tjahyono Yudho yang turut serta mengajak ratusan siswa itu mengaku, kegiatan ini untuk merealisasikan kebijakan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia negara poros maritim.
Menurutnya, PT PAL sebagai industri galangan kapal milik negara sangat perlu menumbuhkan wawasan kebangsaan melalui produk kapal kepada pelajar. Sebab, salah satu program pemerintah seperti tol laut akan banyak menyedot perhatian industri galangan kapal.
"Keberadaan tol laut tersebut bisa memenuhi pemerataan perekonomian di Indonesia, dan meminimalisir ketimpangan jarak yang ada," imbuhnya.
Ia berharap. melalui pengenalan kepada para pelajar dan mahasiswa, akan semakin tumbuh kecintaan terhadap produk dalam negeri dan kebanggaan pada karya bangsa sendiri.
"Manfaat lainnya para siswa bisa mendapatkan pengetahuan yang berbeda tentang dunia perkapalan, karena industri galangan kapal bukan sekadar menyerap lulusan teknik, melainkan juga beragam disiplin ilmu lainnya," katanya.
Sementara salah satu pelajar yang diajak berkeliling ke galangan kapal milik PT PAL Indonesia, Muhammad Roni mengaku merasa bangga karena selama ini hanya mengetahui melalui televisi.
Roni pun mengaku tertarik dan bercita-cita setelah lulus nanti, berharap bisa bekerja di PT PAL Indonesia, karena merasa kagum dengan proses pembuatan kapal yang langsung dikerjakan oleh tenaga terampil dari bangsa sendiri.
"Wah hebat Indonesia bisa membuat banyak kapal, khususnya kapal perang. Saya harap nantinya bisa bekerja di PT PAL Indonesia dan terus mengembangkan ilmu perkapalan," ucapnya di sela kunjungannya ke bagian kapal.
Sementara itu, siswa yang diajak jalan-jalan ke seluruh bagian kapal antara lain berasal dari SMA Negeri 8 Surabaya, SMK Negeri Wates dan SMA Porong, ditambah beberapa mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan Universitas Negeri Semarang.(*)