Surabaya (Antara Jatim) - Rencana Pemerintah Kota Surabaya membangun tiga rumah susun (rusun) di Kota Pahlawan pada 2015 terancam batal lantaran masih terkendala urusan nomenklatur di pemerintah pusat.
Kasi Pemanfaatan Rumah dan Bangunan Dinas Pengelola Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya Doni Ardian, di Surabaya, Kamis, mengatakan masalah nomenklatur yang dimaksud adalah perubahan kementerian dari Pekerjaan Umum yang kini sudah bergabung menjadi Kementerian PU-Perumahan Rakyat.
"Karena adaya perubahan nomenklatur itu, maka di daerah kini sedang ada penataan struktural. Bahkan di daerah jadi belum ada action apa-apa. Termasuk untuk pengajuan tiga rusun di Surabaya. Sekarang masih belum ada progres," katanya.
Meskipun berhasil, lanjut dia, kemungkinan besar bangunan fisik baru akan dikerjakan pada 2016. Padahal kebutuhan rusun di Surabaya sudah sangat mendesak. Sampai bulan Agustus ini, ada 2764 KK yang terdaftar dalam "waiting list" atau daftar tunggu.
Adapun tiga rusun itu meliputi rencana rusun di Keputih, Tambaksari, dan juga di Dukuh Menanggal. Tiga titik itu adalah titik yang dianggap pemkot paling siap untuk direalisasikan tahun ini.
Akan tetapi, lanjut dia, meski dari pemkot sendiri sudah menyiapkan lahannya tetap peentuan pembangunan ditentukan oleh pusat. Sebab, dana pembangunan rusun tersebut juga dibantu oleh pemerintah pusat.
Untuk rencana rusun di Tambaksari akan dibanun empat twin blok. Dimana per twin bloknya terdiri dari 96 unit. Menurut Doni lahan seluas 13 ribu meter persegi sudah siap.
"Tanah di Tambaksari itu duu adalah pergudangan Dinas PU, sekarang kondisinya sudah siap dan sudah matang," katanya.
Sedangkan untuk rencana di Keputih, lanjut dia, pemkot sudah menyiapkan lahan seluas 25 ribu meter persegi. Tanah seluas itu ada di bekas TPA Keputih. Lebih besar dari rencana rusun di Tambaksari, di Keputih ada dibangun enam twin blok. Setiap bloknya terdirii dari lima lantai dan 96 unit.
"Kalau yang di Dukuh Menanggal kita siapkan 10 ribu meter persegi. Usulan kita enam blok. Tapi dari kesiapan Dukuh Menanggal dan Keputih masih putuh pematangan lagi. Yang sudah siap sekali ya yang di Tambaksari," katanya.
Meski saat ini urusan nomenklatur masih menadi kendala, Doni mengatakan tender kemungkinan masih bisa dilakukan tahun ini. Tapi, waktu untuk pelaksanaan tender atau lelang juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena bisa memakan dua sampai tiga bulan.
Untuk itu, ia berharap mekanisme lelang ini bisa rampung tahun ini sehingga tahun depan sudah bisa digrap pembangunan fisiknya.
"Kalau soal dana kami belum bisa menyebutkan. Semua tergantung pusat ngasih berapa. Tapi kalau hitungan kasar, untuk satu twin blok saja dana fisiknya mencapai Rp11 miliar," jelas Doni.
Sesuai desain, rencananya meski ada lima lantai yang dibangun, namun lantai satu tidak akan disewakan. Sebab lantai tersebut akan dikosongkan untuk menyediakan hunian untuk masyrakat difabel. (*)