Kedepankan Nilai Kebersamaan dalam Pola Pembangunan Daerah
Napas perjuangan yang mampu menghantarkan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah semangat kebersamaan, kekompakan, persatuan dan kesatuan. Kedengarannya klise, namun demikian realitanya. Kesadaran itu pula yang menjadi napas dalam gerak pembangunan Kota Malang dibawah biduk kepemimpinan Wali Kota Malang, H. Moch. Anton yang akrab dipanggil Abah Anton.
Eratnya kekompakan di antara Forum Pimpinan Daerah Plus menjadi salah satu kunci kondusivitas Kota Malang dalam melanjutkan pembangunannya, sekaligus menjadi pertimbangan para investor untuk masuk ke kota Malang. Rasa nyaman itu pula, yang membuat para pelaku usaha, baik swasta maupun BUMN/Perbankan, untuk selalu gayung bersambut dengan ajakan Wali Kota Abah Anton dalam mengedepankan model pembangunan melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR) mereka.
Tercatat taman-taman kota disulap menjadi semakin cantik dan makin multiguna kemanfaatannya setelah disentuh pembangunannya melalui program CSR ala Abah Anton. Kini, warga kota Malang yang menasbihkan namanya sebagai Bhumi Arema, juga semakin familiar dengan sebutan taman cerdas, taman pintar, taman kreatif, taman keluarga, taman kunang-kunang serta modal taman lainnya yang terus dikembangkan oleh wali kota yang awalnya seorang pengusaha itu.
Demikian halnya, warga Kota Malang juga makin dimanjakan dengan fasilitas pelayanan publik yang bersumber dari CSR ini. Seperti kehadiran bus pariwisata dengan nama Malang City Tour (Macyto), dan bus-bus sekolah yang hampir menjangkau pada semua simpul sekolah di Kota "Arema" itu.
"Kami sadar, atas keterbatasan APBD Kota Malang dalam menjangkau kebutuhan pembelanjaan pembangunan daerah, karenanya dibutuhkan langkah-langkah kreatif dan inovatif yang diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Pemerintah atas APBD-nya. Satu diantaranya yang terus saya kembangkan dan perkuat adalah model pembangunan CSR sebagai bentuk kebersamaan dan partisipasi semua elemen yang ada di kota Malang untuk memajukan Bhumi Arema," ujar Wali Kota Anton.
Dengan sentuhan CSR ala Abah Anton itu, model yang sama juga telah merambah pada kegiatan-kegiatan yang berdimensi sosial. Seperti kegiatan bedah rumah bagi warga kurang mampu, santunan kepada rumah tangga pra sejahtera, bantuan anak yatim, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Semua dikemas dalam rutinitas "blusukan" dua mingguan yang dilakukan Wali Kota Malang bersama jajarannya ke kelurahan-kelurahan di Kota Malang maupun "blusukan" spontanitas ke wilayah.
"Sesungguhnya, napas kebersamaan dan kegotong royongan itu pula yang mendasari program CSR ini. Karena saya berkeyakinan, nilai-nilai itu sudah melekat dalam budaya kita (red. bangsa Indonesia), karenanya saya tidak ingin nilai itu terkena erosi oleh nilai-nilai individualistis dan materialistis, yang menjadikan masyarakat kita makin tidak peka sosial. Untuk itu, model pembangunan CSR, tentu saya harap juga mampu bergerak secara nasional.
Di Kota Malang saja, dari CSR dana miliaran lebih mampu tergulirkan untuk kemaslahatan dan ini sama halnya dengan ajaran agama untuk mendorong umatnya dalam melakukan zakat, infaq dan shodaqoh yang sungguh memiliki kekuatan dan potensi besar bagi pembangunan, imbuh H. Moch. Anton.
Yang terbaru, dari semangat kebersamaan seperti itu pula, Pemerintah Kota Malang bersama TNI dan Polri serta didukung elemen masyarakat, mampu melakukan gerakan penertiban, pembersihan dan penataan PKL pada kawasan-kawasan publik yang memang tidak diperuntukkan berjualan. Semua mampu dilakukan secara kondusif , di tengah-tengah rentannya isu penataan PKL yang selalu melekat di kota-kota besar. Dan, kata kuncinya adalah kebersamaan, kegotong royongan serta semangat kerja dan kerja.
Dari kerja dan kerja itu pula, Kota Malang terus bergerak menjadi kota yang cerdas (smart city), kota yang makin asri (green city), kota nan cantik (beautiful city) dan terus memantapkan diri sebagai kota yang inovatif.
Dirgahayu Republik Indonesia. Ayo Kerja. Dari Bhumi Arema untuk Nusantara. (*)
Advertorial
Dari (Semangat CSR) Kota Malang untuk Indonesia
Selasa, 18 Agustus 2015 7:39 WIB
Yang terbaru, dari semangat kebersamaan seperti itu pula, Pemerintah Kota Malang bersama TNI dan Polri serta didukung elemen masyarakat, mampu melakukan gerakan penertiban, pembersihan dan penataan PKL pada kawasan-kawasan publik yang memang tidak diperuntukkan berjualan. Semua mampu dilakukan secara kondusif , di tengah-tengah rentannya isu penataan PKL yang selalu melekat di kota-kota besar. Dan, kata kuncinya adalah kebersamaan, kegotong royongan serta semangat kerja dan kerja.