Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, menyediakan dana Rp34 miliar dari APBD setempat pada 2015 untuk menunjang sistem pengairan.
"Dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan dan pembangunan fisik sistem pengairan di Kabupaten Madiun," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Madiun, RM Hekso Setyo Raharjo kepada wartawa di Madiun, Kamis.
Menurut dia, dana tersebut di antaranya akan digunakan untuk perbaikan saluran irigasi di sejumlah waduk, sehingga akan berfungsi sebagai pengedali banjir saat musim hujan dan berfungsi pengairan secara maksimal saat musim kemarau.
Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk penambahan sumur pompa dalam di sejumlah lokasi yang dinilai sangat rawan kekeringan.
"Tahun ini rencananya ada penambahan sumur pompa dalam di tujuh lokasi. Ketujuh lokasi tersebut di antaranya terletak di Kecamatan Balerejo, Wungu, dan Dolopo," kata Hekso.
Ia menjelaskan, sejumlah sumur pompa dalam tersebut sebagian telah dibangun di awal semester APBD tahun ini, sehingga diharapkan pada musim kemarau saat ini bisa difungsikan untuk kelompok tani.
"Kecamatan Balerejo dan Wungu dipilih sebagai pembangunan sumur pompa dalam, karena daerah tersebut rawan terjadi kekeringan. Bahkan di Wungu terdapat sawah tadah hujan yang hanya ditanami saat musim hujan saja," katanya.
Hekso menambahkan, dana untuk menunjang sistem pengairan tersebut diperkirakan masih akan bertambah lagi saat perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD mendatang, yang diprediksi mencapai Rp24 miliar.
Penambahan tersebut seiring dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Madiun dalam meningkatkan infrastruktur di bidang pengairan guna menunjang produksi pertanian setempat, khususnya padi.
Namun, meski ditunjang dengan sistem pengairan yang baik, pihaknya tetap mengimbau petani Madiun untuk menerapkan pola tanam yang berimbang. Yakni pola tanam padi, padi, palawija.
"Menanam palawija pada musim kemarau II ini karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi, sehingga bisa menghindari puso atau gagal panen," katanya. (*)