Jember (Antara Jatim) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan penyegelan terhadap kampus setempat, Rabu.
Presiden BEM IKIP PGRI Jember, Ahmad Fawaid, mengatakan penyegelan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap pihak Rektorat kampus setempat yang dinilai lambat dalam memproses status aktif kampus IKIP PGRI Jember.
"Aksi penyegelan tersebut didasari sebagai salah satu bentuk luapan kekecewaan mahasiswa atas kinerja pihak rektorat karena status nonaktif IKIP PGRI belum juga dicabut," tuturnya.
Menurutnya, faktor utama penonaktifan IKIP PGRI karena rasio jumlah dosen yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang belajar di kampus setempat.
"Hingga kini belum ada kepastian dari pihak rektorat kapan status nonaktif kampus dicabut oleh Kemenristek Dikti," katanya.
Ia mendesak Rektorat benar-benar serius dan berusaha keras untuk mengawal pengaktifan kembali kampus IKIP PGRI Jember, agar kampus setempat benar-benar kembali diaktifkan.
"Sebagai mahasiswa, kami membutuhkan kepastian karena mahasiswa tidak tenang untuk mengikuti kuliah selama kampus dinonaktifkan," ujarnya.
Sementara Kepala Bagian Humas IKIP PGRI Jember, Nike kepada sejumlah media mengatakan pihak kampus menanggapi positif atas tindakan mahasiswa yang melakukan penyegelan.
"Kami sangat mengapresiasi aksi penyegelan mahasiswa karena hal itu mengingatkan kampus agar segera diaktifkan," tuturnya.
Menurutnya, pihak kampus sudah melakukan rekrutmen terhadap tenaga dosen baru sebanyak 35 orang, terutama untuk program studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Rekrutmen tersebut dapat mengurangi rasio dosen menjadi 1:95 (1 dosen sebanding dengan 95 mahasiswa), namun penambahan dosen itu masih jauh dari standar yang ditetapkan Kemenristek Dikti yakni 1:45," paparnya.
Ia menjelaskan pihak kampus diberi batas waktu hingga akhir tahun yakni Desember 2015 untuk menambah jumlah dosen, sehingga rasio dosen dengan mahasiswa sesuai dengan aturan.
"Kami optimistis bisa memenuhi target itu hingga akhir tahun, sehingga kampus IKIP PGRI Jember bisa diaktifkan kembali dan menjalankan perkuliahan secara normal," katanya.(*)