Jakarta (Antara) - Calon Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Pur) Sutiyoso menilai ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan akan semakin kompleks dan asimetris.
"Sumber ancaman yang dihadapi NKRI akan semakin berat, sehingga perlu dibentuk BIN yang tangguh guna menghadapi berbagai ancaman," katanya ketika memaparkan visi misi dan programnya pada rapat dengar pendapat umum (RPDU) di Komisi I DPR RI, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Rapat RDPU dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq dan dihadiri sejumlah anggota Komisi.
Sutiyoso menjelaskan, tantangan dan ancaman yang dihadapi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia adalah ancaman melalui intelijen, siber, dan ekonomi.
"Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan politik pertahanan dunia yang semakin kompleks, maka semakin banyak diwarnai perang proxy," katanya.
Sutiyoso juga menjelaskan, pertumbuhan penduduk dunia dan perkembangan ekonomi dunia yang semakin maju maka semakin meningkatkan persaingan antarnegara untuk mempertahankan sumber energi dan kekuatan ekonomi.
Di antara negara-negara di dunia, kata dia, juga terjadi perebutan penguasaan teknologi sehingga negara-negara semakin sering melakukan pencurian maupun mempertahankan teknologinya.
Indonesia juga menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, termasuk juga persoalan imigran ilegal dan perbatasan dengan negara tetangga. (*)