Sumenep (Antara Jatim) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, dr Fatoni menyatakan jumlah bidan di daerah tersebut sudah memadai dan tersebar di setiap desa.
"Di Sumenep terdapat 213 bidan yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan 220 bidan lainnya masih pegawai tidak tetap (PTT)," ujarnya di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.
Ia menjelaskan, ratusan bidan, baik yang berstatus PNS maupun PTT itu, bertugas di 334 desa di 27 kecamatan se-Sumenep.
"Jumlahnya sudah memadai. Di masing-masing desa di Sumenep sudah ada bidan. Bahkan, di sejumlah desa di kecamatan kepulauan yang terdiri atas beberapa pulau terpisah, di tiap pulaunya juga sudah ada bidannya," ucapnya, menambahkan.
Secara umum, kata dia, pihaknya tidak menerima keluhan yang menonjol tentang kinerja dan pelayanan bidan desa pada 2014.
"Dalam sejumlah kasus persalinan di desa, ada warga yang juga meminta tolong kepada dukun. Kami telah meminta para bidan untuk berkomunikasi yang baik (bersinergi) dengan para dukun terlatih itu," paparnya.
Fatoni juga mengemukakan, angka kematian ibu dan bayi di Sumenep pada 2014 tercatat sebanyak 41 kasus, yakni sembilan kasus kematian ibu dan 32 kematian bayi.
"Penyebab kematian ibu di Sumenep didominasi akibat pendarahan dan kejang. Tidak ada kasus kematian ibu gara-gara keterlambatan penanganan bidan," katanya, menerangkan.
Sementara pada tahun ini sejak Januari hingga sekarang, angka kematian ibu di Sumenep dalam posisi nihil dan bayi sebanyak sembilan kasus.
Sumenep terdiri atas 27 kecamatan dan sembilan di antaranya berada di wilayah kepulauan.
Beberapa desa di sejumlah kecamatan kepulauan, di antaranya Sapeken dan Raas, terdiri atas dusun atau kampung yang merupakan pulau tersendiri. (*)