Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan Umum Jasa Tirta I mengerahkan tiga kapal keruk setiap harinya untuk membersihkan sampah di Bendungan Sengguruh di Kabupaten Malang, yang semakin menumpuk.
"Setiap harinya tiga kapal keruk beroperasi membersihkan sampah di Sengguruh sehingga sekarang banyaknya sampah tidak seperti dulu," ujar Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Jasa Air dan Sumber Air I Perum Jasa Tirta I, Adi Santoso, di Surabaya, Jatim, Jumat.
Setiap tahunnya, kata dia, sampah dari waduk tersebut mencapai kisaran 50-100 ribu meter kubik, namun saat ini sudah banyak berkurang dibandingkan pada 2010 yang bisa dikatakan mencapai titik puncaknya.
Menurut dia, tidak semua sampah berhasil diangkut dengan alat berat sehingga tidak sedikit sampah yang belum tertangani dan itu mengendap serta mengalir ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
"Menangani persoalan sampah di Sengguruh ini tidak mudah. Tapi kami berusaha semaksimal mungkin agar tidak mempengaruhi fungsi waduk sendiri," katanya.
Ia menjelaskan, sulitnya pembersihan Sengguruh dari sampah ini karena beberapa faktor, di antaranya karena kurangnya peralatan dan tempat pembuangan (spoilbank), sebab kapasitas tempat pembuangan sampah kerap terisi penuh dari sampah sebelumnya yang telah diangkut.
Dengan keadaan seperti ini, lanjut dia, bendungan yang diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto tanggal 23 Maret 1989 ke depan terancam rusak jika sampah tidak segera teratasi.
"Kalau keadaan ini dibiarkan maka bendungan akan rusak, sebab adanya endapan sampah yang terlalu banyak membuat ketahanan bendungan bisa rapuh," tuturnya,
Persoalan sampah ini, kata dia, hendaknya tak menjadi tanggung jawab PJT I saja, tapi ini juga menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, khususnya yang berada di wilayah hulu Kali Brantas.
Bendungan Sengguruh sendiri berfungsi membantu menambah pasokan air untuk PLTA sekaligus untuk menahan laju sedimentasi di Bendungan Sutami yang selama ini menjadi pemasok utama pembangkit listrik, irigasi dan bahan baku air minum di Jatim. (*)