Madiun (Antara Jatim) - Perajin batu akik dadakan banyak bermunculan di Kota Madiun, Jawa Timur, seiring dengan naiknya tren batu mulia itu belakangan ini.
Pengurus Paguyuban Penggemar Akik dan Permata Madiun Selo Aji Mataraman, Yoyok Suharmadi, Sabtu, mengatakan, sebelum batu akik terkenal seperti sekarang, jumlah perajin batu mulia itu di kota ini hanya lima orang.
"Itupun tidak setiap hari berproduksi mengasah bongkahan batu mulia menjadi akik yang siap pakai untuk dijadikan cincin dan perhiasan lainnya," ujar Yoyok.
Menurut dia, sekarang ini jumlah perajin akik di Kota Madiun ada sekitar 25 orang yang terpantau Selo Aji Mataraman. Mulai dari hanya jasa pemotongan, pemolesan, sampai pengolahan menjadi batu akik.
Karena trennya sedang naik, saat ini rata-rata para perajin menerima order atau pesanan pembuatan akik mencapai 20 hingga 25 setiap harinya. Sebelumnya, hanya lima pesanan saja. Bahkan pernah tidak ada pesanan sama sekali.
Setiap batu akik yang dikerjakan, para perajin mematok harga Rp25 ribu sebagai ongkos mengasahnya. Sehingga, dapat diperkirakan berapa omzet minimal para perajin akik saat ini.
Untuk semakin mengenalkan batu akik ke masyarakat, pihaknya dengan menggandeng sejumlah pihak sering melakukan pameran akik di wilayah Madiun dan sekitarnya.
"Pameran akik yang terbaru dilakukan di acara Pekan Raya dalam rangka HUT ke-97 Kota Madiun yang digelar tanggal 29 Mei hingga 16 Juni mendatang. Ada sekitar 78 pehobi, perajin, dan kolektor akik yang terlibat dalam pameran tersebut," kata Yoyok.
Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp50 hingga hingga jutaan Rupiah, tergantung dari jenis dan keindahan batu akik tersebut.
"Semakin sering digelar pameran akik, maka akan semakin meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam batu mulia dan pengolahannya. Sehingga, hal itu akan ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkecimpung di bidangnya," katanya.
Diperkirakan, nilai transaksi yang ada dalam setiap pameran batu akik yang digelar mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar. (*)