ITdBI dapat Predikat Excelent dari UCI
Senin, 4 Mei 2015 18:16 WIB
Banyuwangi (Antara) - Persatuan Balap Sepeda Internasional atau UCI memberikan predikat \"excelent\" atau kejuaraan terbaik di Indonesia untuk penyelenggaraan \"International Tour de Banyuwangi Ijen\" (ITdBI).
Advisor UCI Jamaludin Mahmood di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin mengatakan predikat atau level \"excellent\" itu merupakan penilaian UCI terhadap penyelenggaraan ITdBI pada tahun 2014.
\"\'Excellent level\' sendiri merupakan poin tinggi di kejuaraan balap sepeda internasional. Peringkat ini nilainya di atas 90 poin. Jika membandingkan dengan kejuaraan balap sepeda lainnya di Asia sangat sulit mendapatkan predikat tersebut,\" katanya.
Ia menjelaskan ada 27 event balap sepeda di Asia di kelas 2.2, tapi hanya ada dua event yang mendapat predikat \"excellent\", salah satunya Banyuwangi.
\"Ini semua berkat komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk mendukung event ini,\" ujar pria asal Malaysia itu.
Untuk mendapatkan \"excellent level\", Jamaludin mengungkapkan ada beberapa penilaian yang diukur oleh UCI. Pertama, teknis pengelolaan lomba, seperti hubungan antara organizer dan tim peserta serta organizer dan commisairre (wasit/penilai).
\"Di sini UCI melihat bagaimana penyelenggara mampu membangun komunikasi dengan peserta dan tim penilai sehingga perlombaan bisa berjalan dengan rapi,\" kata Jamaludin.
Parameter kedua, dilihat bagaimana keamanan selama berlangsungnya perlombaan. Yakni terjaganya keamanan sepanjang jalur yang dilalui peserta dan koordinasi lintas aparat keamanan yang terlibat mulai dari Kepolisian, TNI, dan dinas terkait.
Ketiga, yang juga menjadi kriteria penilaian adalah promosi ajang balap sepeda internasional melalui media massa.
\"Biasanya tim UCI langsung memantau lewat media-media di setiap akhir etape. Jadi langsung terpantau berapa banyak berita yang muncul, semakin banyak semakin baik penilaiannya,\" ujar Jamal.
Keempat, juga dilihat bagaimana event ini bisa membawa dampak positif bagi masyarakat, misalnya berputarnya perekonomian masyarakat saat event berlangsung, infrastruktur jalan yang semakin membaik dan menumbuhkan kebanggaan bagi warga.
\"Jalan yang bagus kan tidak hanya dirasakan oleh peserta balap sepeda tapi juga dinikmati oleh masyarakat untuk jangka panjang. Begitu juga transaksi jual beli saat event berlangsung, membuat ekonomi masyarakat bergerak,\" tutur Jamal.
ITdBI sendiri adalah ajang balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) dan diselenggarakan tiap tahun sejak 2012. Tahun ini, ITdBI diikuti para pebalap dari 25 negara.
ITdBI tahun ini menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 555 kilometer. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan dipuncaki dengan berpacu mendaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru alias \"blue fire\"-nya.
Tanjakan menuju kaki Gunung Ijen merupakan tanjakan terekstrem karena berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl), mengungguli tanjakan balap di luar negeri seperti di Malaysia yang hanya di kisaran 1.500 mdpl.
\"Dengan tantangan itu, sekarang pembalap dunia sangat ingin menjajal Tour de Banyuwangi Ijen. Tapi tidak semua peserta kami terima,\" ujar Jamaludin. (*)