Surabaya (Antara Jatim) - Pengalaman berlayar keliling dunia dengan KRI Arung Samudera yang dilakoni lebih dari satu tahun memberi kesan sangat mendalam bagi para pengawaknya.
Adalah Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto SH MAP yang saat itu menjabat Komandan KRI Arung Samudera dengan pangkat Mayor menuliskan kesan itu dalam sebuah buku.
Buku yang berisi kisah pelayaran keliling dunia dengan KRI Arung Samudera dengan judul "Bentangkan Layar Terjang Ombak dan Badai" itu diluncurkan di Gedung Panti Armada (PTA) Koarmatim Ujung, Surabaya, Minggu (3/5) malam.
Peluncuran buku tersebut dihadiri seluruh ABK pengawak KRI Arung Samudera dalam operasi keliling dunia bertajuk "Operasi Sang Saka Jaya 96" yang berjumlah 16 orang, termasuk seorang jurnalis LKBN Antara, Agus Setiawan MM.
Saat ini, para mantan duta bangsa tersebut ada sebagian yang sudah purna dari dinas TNI AL. Selain itu hadir pula, Pejabat Teras TNI AL wilayah Surabaya, para Kasatker Mako Koarmatim, seluruh perwira pertama Mako Koarmatim, perwakilan Kadet AAL, dan Ketua Jalasenastri Armatim Ny. Ina Darwanto.
Pada peluncuran buku tersebut diputar pula film yang merupakan dokumentasi pelayaran Sang Saka Jaya 96 yang berangkat mulai tanggal 14 April 1996 dan kembali ke Tanah Air pada tanggal 4 Mei 1997.
Perjalanan selama 386 hari atau setara dengan satu tahun satu bulan itu dikemas dalam sebuah film yang sanggup membangkitkan rasa haru dan bangga serta membangkitkan rasa patriotisme dan nasionalisme serta rasa kebanggaan terhadap bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari.
"Misi pelayaran yang diembannya saat itu adalah untuk mengenalkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia," ucap mantan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) itu dalam sambutan pada peluncuran buku itu.
Pada kesempatan tersebut, Pangarmatim juga berpesan kepada seluruh perwira muda yang hadir bahwa menjadi perwira Angkatan Laut tidak semudah yang dibayangkan, tapi penuh dengan tantangan dan rintangan.
"Seperti yang dilihat dalam film itu, salah mengambil keputusan kita akan terkubur di Samudera Pasifik yang kedalamannya lebih dari 7.000 meter," tutur Pangarmatim yang menjabat mulai 23 Januari 2015 itu.
Alumnus AAL angkatan XXIX tahun 1984 itu berharap buku yang ditulisnya tersebut akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi para perwira muda bahwa tugas TNI Angkatan Laut ke depan akan semakin berat dan kompleks.
Inspirasi itulan yang dirasakan jurnalis LKBN Antara yang mengikuti pelayaran mengarungi lautan dengan melawat pada 17 negara dan singgah pada 27 kota pelabuhan itu.
"Saya terkesan dan terinspirasi dengan para taruna yang bersemangat mengarungi lautan mulai Surabaya - Sorong - Kwajelain Island hingga ke San Fransisco, saya menjadi tahu kehidupan para taruna dan masyarakat dari belasan negara," papar Agus ketika dihubungi per telepon. (*)
