Transaksi Elektronik BRI Kediri Meningkat Drastis
Jumat, 27 Maret 2015 21:49 WIB
Kediri (Antara Jatim) - PT Bank Rakyat Indonesia Kediri, Jawa Timur melaporkan penggunaan kartu debit serta kartu kredit untuk pembayaran nontunai meningkatkan jumlah transaksi elektronik dari hanya Rp300 juta pada 2013 menjadi Rp2 miliar tahun 2014.
Asisten Manajer Bagian Dana BRI Kediri Ratna Wahyu Kuntari, Jumat mengatakan, animo masyarakat sangat tinggi dengan adanya program transaksi nontunai. Mereka juga bisa menggunakan untuk semua sektor, seperti retail.
"Programnya kami mulai pertengahan 2014, dan animo banyak yang berminat jadi agen laku pandai ataupun memasang EDC (elektronik data capture/ mesin yang digunakan untuk menggesek dan tapping alat pembayaran dengan kartu yang dimiliki BRI)," katanya di Kediri.
Ia mengatakan, saat ini ada 327 EDC belanja serta 350 agen atau laku pandai yang tersebar di seluruh wilayah BRI Kediri baik di kota ataupun kabupaten. Secara total, terdapat 677 yang sudah berdiri. Penggunaan program itu juga atas seruan dari Bank Indonesia untuk penggunaan transaksi nontunai.
Pihaknya juga menegaskan akan meningkatkan target baik pemanfaatan EDC serta agen. Ditargetkan, sampai akhir 2015 ini ada 1.000 EDC belanja dan agen laku pandai berdiri. Dengan itu juga, nantinya lebih memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan program itu, dan mereka pun tidak perlu membawa uang tunai saat transaksi.
Ia juga mengatakan, BRI terus melakukan pendekatan kepada masyarakat, instansi pemerintah ataupun pendidikan untuk memanfaatkan program pembayaran nontunai tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan kartu debit.
Saat ini, sudah banyak yang memanfaatkan kartu debit itu. Disamping retail seperti pertokoan, pusat perbelanjaan, juga ada instansi pemerintah dan pendidikan. Bahkan, untuk pendidikan ada yang tingkat SMA serta perguruan tinggi.
Pihaknya juga menegaskan, sudah mempunyai tim khusus yang bertugas melakukan pengawasan. Jika ada aduan terkait dengan ketidaklancaran program itu, tim tersebut akan langsung turun dan melakukan perbaikan.
"Kami punya tim yang setiap satu bulan minimal mengunjungi semua agen, jika ada kendala misalnya satlemen gagal atau masuk sebagian kami langsung respon, supaya mereka tidak kecewa dengan pelayanan," ujarnya. (*)