Pengairan: Belum Ada Petani Bojonegoro Minta Air
Senin, 23 Maret 2015 16:00 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan belum ada petani di sepanjang irigasi Waduk Pacal, di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, juga kecamatan lainnya, yang meminta air untuk mencukupi kebutuhan tanaman padinya.
"Sampai hari ini belum ada petani di sepanjang irigasi Waduk Pacal, yang mengajukan permintaan air, sebab kebutuhan air tanaman padinya bisa tercukupi dari air hujan," jelas Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Mashadi, di Bojonegoro, Senin.
Selain itu, lanjut dia, ribuan hektare tanaman padi di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal, mulai panen, sehingga tidak banyak membutuhkan air.
"Kami perkirakan para petani mengajukan permintaan air Waduk Pacal ketika musim tanam (MT) II, April," tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, pintu pengeluaran air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, ditutup, tapi ketinggian air harus tetap terjaga 114,06 meter dengan kapasitas sekitar 16 juta meter kubik.
"Kalau ada tambahan air hujan, air Waduk Pacal terpaksa dikeluarkan melalui pintu pengeluaran," tandasnya.
Dimintai konfirmasi Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, membenarkan ketinggian air Waduk Pacal, harus tetap dipertahankan 114,06 meter.
"Posisi ketinggian air Waduk Pacal dipertahankan 114,06 meter untuk menjaga agar air tidak melimpas melalui bangunan pelimpah," jelas dia.
Menurut dia, perbaikan bangunan pelimpah Waduk Pacal, yang dilakukan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, masih belum permanen, sehingga kalau dilewati air bisa mengancam bangunan.
"Balai Besar Bengawan Solo di Solo, baru tahun ini membuat desain rinci yang akan dimanfaatkan untuk perbaikan bangunan pelimpah yang jebol," tuturnya.
Dengan demikian, ia memperkirakan perbaikan bangunan pelimpah Waduk Pacal, yang pernah jebol, akibat banjir bandang beberapa waktu lalu, akan dilaksanakan 2016.
"Melihat stok Waduk Pacal, yang jelas pola tanamnya harus padi-padi-palawija. Tapi kalau pola tanam ketiga ada petani yang tetap menanam padi, ya namanya padi "nekad", sebab jelas air Waduk Pacal tidak akan cukup," paparnya.(*)