Pemkot Malang Prioritaskan Bangun Infrastruktur Kawasan Pinggiran
Kamis, 19 Maret 2015 9:07 WIB
Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, pada tahun 2016 akan lebih fokus dan memrioritaskan pembangunan infrastruktur di wilayah pinggiran kota itu, seperti jalan poros di kawasan Kecamatan Kedungkandang, yakni Jalan Ki Ageng Gribik dan Jalan Mayjen Sungkono.
Wali Kota Malang, Moch Anton, Kamis, mengakui pembangunan infrastruktur di wilayah pinggiran (kawasan Malang timur) akan menjadi prioritas pembangunan tahun depan, khususnya peningkatan jalan guna mengurai kepadatan dan volume kendaraan di tengah kota.
"Beberapa tahun terakhir ini memang banyak usulan dari masyarakat agar kawasan timur dan pinggiran Kota Malang juga menjadi perhatian pemkot, sebab tanpa adanya infrastruktur yang memadai wilayah itu akan sulit berkembang dan sektor perekonomian pun juga akan sulit terdongkrak karena semua terpusat di tengah kota," ujarnya.
Selain untuk mengungkit pertumbuhan perekonomian dan mengurai kepadatan arus lalu lintas di tengah kota maupun pengembangan wilayah Malang timur, lanjut Anton, pembangunan infrastruktur jalan itu juga sebagai antisipasi pengoperasian jalan tol Malang-Pandaan yang nantinya menjadi jalur alternatif menuju wilayah Kabupaten Malang maupun Surabaya, sehingga kendaraan tidak perlu melewati jalur tengah kota.
Pembangunan infrastruktur itu nanti, katanya, lebih fokus untuk melebarkan jalan di Jalan Ki Ageng Gribik dan Mayjen Sungkono karena akan menjadi jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Malang, Kota Batu dan menuju Surabaya yang selama ini masih tertumpu di tengah kota.
"Kami ingin di tengah kota nanti tidak ada lagi kemacetan dan kawasan timur Kota Malang sektor ekonominya juga tumbuh dengan pesat setelah akses jalan dan jembatannya sudah selesai. Oleh karena itu, tahun depan pemkot memrioritaskan kawasan pinggiran dulu," katanya.
Selain memrioritaskan infrastruktur jalan, sebenarnya Pemkot Malang juga telah membangun Jembatan Kedungkandang yang sudah diawali dengan pembebasan lahan milik warga serta pemasangan tiang pancang. Namun, proses pembangunan jembatan utama itu dihentikan karena investor dinilai tidak mampu menyelesaikannya dan akhirnya mangkrak.
Untuk membangun Jembatan Kedungkandang tersebut, Pemkot Malang menganggarkan dana dari APBD sebesar Rp79 miliar yang dikucurkan secara bertahap karena proyek itu merupakan proyek "multi years". Hanya saja, saat ini pembangunannya dihentikan.
Sebelumnya pakar transportasi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Harnen Sulistiono, berulang kali mengusulkan adanya pembenahan infrastruktur jalan di kawasan Malang timur, yakni jalan lingkar timur karena dinilai mampu mengurai kemacetan lalu lintas kendaraan di tengah kota, namun tidak direspon pemkot setempat.(*)