Catatan AirAsia : Sepuluh Potongan Tubuh Tersisa dari Kecelakaan AirAsia
Sabtu, 14 Maret 2015 13:26 WIB
Surabaya, (Antara Jatim) - Proses pencarian jenazah korban kecelakaan Pesawat AirAsia QZ 8501 secara total telah dihentikan, setelah pencarian tambahan sepekan yang dilakukan Badan "SAR" Nasional.
Namun selesainya pekerjaan Basarnas tidak lantas berimbas pada pekerjaan Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur, sebab masih ada sepuluh bagian tubuh yang hingga kini belum teridentifikasi.
Kepala Humas Polda Jatim Kombespol Awi Setiyono mengatakan sepuluh potongan tubuh tersebut tiga di antaranya berada di ruang pendingin jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim dan tujuh berada di Mabes Polri, Jakarta.
"Tujuh potongan tubuh yang berada di Jakarta masih dalam identifikasi DNA oleh Mabes Polri, dan merupakan potongan tubuh yang ditemukan bersama bangkai badan pesawat, atau menempel di bagian badan pesawat diangkat kemarin," ucapnya.
Awi menegaskan pekerjaan Tim DVI tidak akan pernah berhenti selama ada jenazah atau potongan tubuh korban Pesawat AirAsia QZ 8501 ditemukan.
"Kita tidak akan berhenti sebab masih ada sepuluh potongan tubuh berupa tulang kaki, dan tim masih kesulitan mencocokkan dengan data DNA keluarga korban yang dimiliki DVI," katanya.
Ia menegaskan tim masih akan terus berusaha mencari kecocokkan data dengan pihak keluarga korban dan segera mengumumkan bila terdapat kecocokkan.
Kepala Tim DVI Polda Jatim Kombespol Budiyono pun mengatakan hal yang sama, meski proses pencarian jenazah dihentikan secara total, tim yang dipimpinnya selalu siap terus bekerja.
Timnya selalu siaga untuk menjaga sewaktu-waktu ditemukan jenazah atau potongan tubuh korban oleh warga atau nelayan yang ada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.
Meski demikian, pihaknya menjelaskan proses identifikasi tidak lagi dilakukan oleh ratusan anggota tim seperti saat awal, sebab keberadaan anggota tim dikurangi jumlahnya.
Pada awal proses identifikasi, jumlah anggota tim mencapai ratusan termasuk anggota dari luar negeri, namun setelah proses pencarian jenazah resmi dihentikan jumlah anggota yang berjaga atau "stand by" di RS Bhayangkara hanya 20 anggota.
"Iya jumlah anggota Tim DVI kini ada 20 orang dari awalnya ratusan yang berjaga, karena proses pencarian korban kecelakaan mulai dihentikan oleh Basarnas," ucapnya.
Budiyono berjanji meski jumlah anggota timnya berkurang tidak akan mengurangi ketelitian dalam melakukan identifikasi jenazah yang tiba.
Awal Identifikasi
Identifikasi adalah proses akhir dari bagian evakuasi jenazah kecelakaan Pesawat AirAsia QZ 8501, dan memegang peranan penting setelah proses pencarian korban yang dilakukan oleh Basarnas.
Dari proses identifikasi bisa diketahui identitas, asal jenazah maupun jenis kelaminnya, sehingga proses ini disebut sebagai proses penting karena jenazah akan diserahkan kepada keluarga korban yang kemudian dikebumikan.
Budiyono mengakui tidak mudah melakukan identifikasi jenazah untuk korban AirAsia QZ 8501, sebab sebagian besar jenazah yang ditemukan sudah tidak utuh, bahkan sebagian hanya ditemukan dalam beberapa potongan tubuh.
Meski demikian perwira tiga melati yang juga menjabat Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan RS Bhayangkara Polda Jawa Timur mengaku tetap berusaha mengidentifikasi setiap jenazah yang ditemukan.
Ia mengatakan proses identifikasi mengacu pada hukum internasional, dan setiap hasilnya harus bisa dipertanggungjawabkan di depan pengadilan.
Oleh karena itu dibutuhkan ketelitian dalam setiap identifikasi jenazah korban AirAsia QZ 8501.
"Dalam proses identifikasi kita utamakan adalah ketelitian dan bukan kecepatan. Oleh karena itu setiap proses identifikasi membutuhkan waktu lama untuk mencocokkan dengan data DNA keluarga korban," katanya.
Sementara itu, jenazah Hayati Luthfiah Hamid warga Gedangan, Sidoarjo Jawa Timur merupakan jenazah pertama yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim pada Kamis (1/1) dalam peristiwa AirAsia QZ 8501.
Jenazah Hayati diidentifikasi melalui pemeriksaan data primer sidik jari serta data pendukung seperti properti yang ditemukan, ditambah perhiasan yang dikenakan dengan kalung bertulis nama bersangkutan serta gelang yang diakui oleh keluarganya.
Jenazah berikutnya adalah The Darmaji, laki-laki Warga Negara Indoneisia (WNI) dengan usia 67 tahun asal Kota Malang, Jawa Timur yang teridentifikasi menggunakan metode sekunder seperti bekas luka operasi pada perut korban.
Kemudian, proses identifikasi pun terus belanjut dan satu per satu jenazah berhasil diidentiifkasi dan diserahkan kepada keluarga korban.
Hingga proses pencarian jenazah korban pesawat AirAsia QZ 8501 dihentikan, total sudah 94 jenazah yang telah teridentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
Sebelumnya, Pesawat AirAsia QZ 8501 dengan rute Surabaya-Singapura yang kehilangan kontak di Perairan Selat Karimata pada akhir Desember 2014 membawa total 166 penumpang beserta kru, dan total jenazah dan potongan tubuh yang telah ditemukan Basarnas sebanyak 104 bagian.(*)