Surabaya (Antara Jatim) - Tidak ingin mengulangi kegagalan di Liga Super Indonesia 2014, pada musim ini Persebaya Surabaya berbenah total dan mengganti hampir 90 persen skuadnya, termasuk pelatih kepala. Musim lalu, tim berjuluk "Bajul Ijo" tersebut dilatih oleh Rahmad Darmawan dan dihuni pemain-pemain Tim Nasional, seperti Greg Nwokolo, Muhammad Ilham, Dedi Kusnandar, Ricardo Salampessy, Alfin Tuasalamony, Hasyim Kipuw, Manahati Lestusen dan pemain lainnya. Tiga pemain asingnya yakni Daniel Monchare berposisi sebagai bek, Patrice Nzekou sebagai gelandang, serta Pacho Kenmogne sebagai striker sekaligus pemain dengan pencetak gol terbanyak musim lalu. Musim 2015, Persebaya merombaknya total, mulai pelatih yang digantikan oleh Ibnu Grahan hingga sejumlah pemainnya yang kini mayoritas dihuni pemain-pemain muda. Beberapa nama antara lain Dany Saputra yang berusia 21, Asep Berlian (24), Fastabiqul Khoirot (24), Fandi Eko Utomo (23), Agung Supriyanto (22), Wahyu Subo Seto (21). Bahkan, untuk mempertajam tim, tidak tanggung-tanggung Persebaya mengontrak tujuh eks pemain Timnas U-19, yakni Evan Dimas Darmono, Putu Gede Juni Antara, Fatchurrahman, Sahrul Kurniawan, Hargianto, Zulfiandi dan Ilham Udin Armaiyn. Sedangkan untuk pemain asingnya, Persebaya menarik kembali mantan kaptennya, yakni Otavio Dutra yang berposisi sebagai bek, kemudian Roberto Alviz sebagai gelandang, serta eks pemain tengah Manchester United Eric Djemba-Djemba. Sekretaris Tim Rahmad Sumanjaya kepada wartawan mengatakan Persebaya akan menjadi klub pertama yang dihuni oleh Djemba-Djemba di Indonesia. Kedatangan pemain berkebangsaan Kamerun tersebut sudah bergabung sejak pemusatan latihan di Bali akhir Januari 2015 dan sampai sekarang rutin mengikuti instruksi pelatih. Kedatangan pemain yang juga pernah merumput di Aston Villa itu sempat tarik ulur akibat banyaknya penolakan dari sejumlah pihak, alasan utamanya karena prestasi Djemba-Djemba yang dinilai minim dan tidak berkontribusi bagi tim yang pernah dihuninya. "Dilihat dulu di lapangan. Kalau oke dilanjutkan tes fisik, tes medis dan verifikasi dokumennya," elak Rahmad. Sebelum direkrut Manchester United, Djemba-Djemba didatangkan dari Nantes, dan hanya bermain selama 20 kali dalam dua musim bersama "Red Devil", julukan United. Karena dianggap gagal memenuhi harapan Sir Alex Ferguson, pemain yang kini berusia 33 tahun tersebut dilego ke Aston Villa, namun juga dinilai tak bermain cemerlang sehingga dipinjamkan ke Burnley. Djemba-Djemba baru bersinar bersama Odense Boldklub, klub asal Denmark, yang kemudian menjadi andalan saat memperkuat Hapoel Tel Aviv (Israel). Sebelum ke Persebaya, Djemba-Djemba bermain bersama Chennaiyin FC (India), setelah sebelumnya berkostum Partizan Belgrade (Serbia) dan St Mirren (Skotlandia). Djemba-Djemba sendiri kepada wartawan mengaku kedatangannya ke Indonesia didasarkan oleh sejumlah faktor, salah satunya masyarakat Indonesia yang respek terhadap sesama. "Saya tahu negara ini memiliki masyarakat yang bagus dan sangat respek. Saya sangat suka masyarakat yang respek," katanya. Ia berharap memulai sedikit demi sedikit untuk bisa memberikan yang segalanya buat tim. "Banyak pemain Kamerun tinggal di Indonesia, jadi saya tahu banyak teman saya bermain sepakbola di sini," katanya. Ia juga mengaku mendapat informasi dari pemain Kamerun yang merumput di Indonesia, yakni Pierre Njanka dan Mbida Messi. "Mereka berbicara tentang Indonesia. Oke saya akan coba dan kita lihat apa yang akan terjadi," pungkasnya. Tenaga eks U-19 Selain diperkuat Djemba-Djemba yang musim ini diplot sebagai penyerang kedua, tim kebanggan "arek-arek Suroboyo" tersebut dihuni tujuh eks pemain Timnas U-19, yakni Evan Dimas Darmono, Hargianto, Zulfiandi (gelandang). Putu Gede Juni Antara, Fatchurrahman, Sahrul Kurniawan (bek) dan Ilham Udin Armaiyn (penyerang). Tentu saja, kehadiran penggawa-penggawa muda itu membuat banyak pilihan bagi Pelatih Ibnu Grahan yang memiliki banyak stok mumpuni. Kualitas ketujuh pemain itu juga tidak perlu diragukan karena pernah bersama-sama menjuarai Piala AFF serta meloloskan Indonesia ke Piala Asia 2014, meski akhirnya gagal di babak penyisihan. Hanya, bakat ketujuh pemain nampaknya bakal kurang terksplorasi maksimal karena manajemen berencana memasukkan beberapa pemain di antaranya mereka ke tim Persebaya U-21, bukan tim utama. Rahmad Sumanjaya mengakui memiliki delapan pemain, masing-masing tujuh eks U-19 dan M. Zaenuri (Timnas U-23), yang berpeluang memperkuat tim junior. "Untuk pemain yang ke tim U-21 kuotanya lima orang, dan kami memiliki delapan pemain," ucapnya. Namun ia mengelak kanggapan mereka "dibuang" ke tim U-21 karena rencana ini dilakukan agar Persebaya bisa menambah pemain sesuai dengan kebutuhan. Meski telah memiliki 30 pemain yang merupakan batas kuota setiap tim di LSI 2015, masih ada posisi yang dianggap kurang memuaskan pelatih, antara lain bek kanan. "Tim masih bisa memakai lima pemain U-21 dan sifatnya temporer. Memang lebih menguntungkan karena sifatnya registrasi per pertandingan dan bisa diubah, jadi tak mempengaruhi kuota," tuturnya. Namun, banyaknya skuad Persebaya juga terancam keropos karena tidak sedikit pemain mudanya dipanggil Timnas U-23 dalam rangka persiapan kualifikasi AFC Cup 2016 dan SEA Games 2015 Singapura. Pelatih Ibnu Grahan harus memutar otak dan merancang strategi baru membiasakan diri bermain lima pemain, yaitu Putu Gede Juni Antara, Zulfiandi, Ilham Udin Armaiyn, Zaenuri dan Evan Dimas Darmono. Begitu juga dua pemain lain yakni striker Agung Supriyanto dan Wage Dwi Aryo yang akan memperkuat Timnas karena mengikuti SEA Games 2015. "Kami berlatih dengan komposisi baru dan membiasakan diri tanpa pemain-pemain yang sekarang di Timnas U-23," kata legenda hidup Persebaya tersebut. Markas Tim Sekretaris tim Persebaya Rahmad Sumanjaya mengakui mendaftarkan dua stadion untuk kompetisi musim ini, yakni Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora Bangkalan Madura. Menurut dia, alasan utama pemindahan lokasi karena tingginya biaya sewa GBT sehingga direncanakan hanya untuk pertandingan melawan tim besar, sedangkan laga biasa dihelat di Bangkalan. Menanggapinya, kelompok suporter yang tergabung dalam Bonek Mania menentang rencana digunakannya Gelora Bangkalan sebagai stadion Persebaya bertanding. "Persebaya itu dari Surabaya dan menyandang nama kota. Dari mana ceritanya tim Surabaya mainnya di Bangkalan. Inikan lucu," kata salah seorang dedengkot Bonek, Sinyo Devara. Senada dengan Bonek, Wali Kota Tri Rismaharini melarang Persebaya bermarkas di luar Surabaya dan meminta tetap menggunakan stadion GBT sebagai tempat menggelar pertandingan. "Tidak usah keluar kota. Di Surabaya ada stadion kok pakai stadion di kota lain," ujarnya saat menerima perwakilan Bonek dan perwakilan manajemen serta pemain Persebaya di Balai Kota Surabaya. Manajemen Persebaya memang berencana menggunakan Stadion Gelora Bangkalan di Madura sebagai markas mereka selama menjalani laga kandang melawan tim-tim tamu. Ini disebabkan biaya sewa GBT yang nilainya mencapai sekitar Rp90 juta untuk sekali pertandingan, ditambah biaya tambahan lain, termasuk pertandingan Persebaya U-21. Menanggapinya, Tri Rismaharii menyambut positif dan berjanji memberi solusi terbaik untuk tim kebanggan masyarakat Kota Pahlawan tersebut. Orang nomor satu di Surabaya tersebut langsung memanggil salah seorang staf Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya untuk berdialog dengan perwakilan Bonek dan manajemen membicarakan harga sewa. "Saya juga akan kontak kepala pengelolanya dan pasti ada keringanan. Sudah jangan pikirkan biaya sewa, yang penting semua aman," tutur Risma. Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tak menyebutkan sampai berapa keringanan harga sewa stadion yang terletak di Surabaya Barat tersebut. "Anda minta berapa dari yang sebelumnya berapa? Akan saya kasih. Saya ini juga memikirkan nasib Persebaya, bukan hanya anda. Karena saya ini juga ibunya Bonek," tukasnya. Hasil pembicaraan tersebut tentu melegakan manajemen dan Bonek sebab pos pengeluaran bisa ditekan dan jarak yang ditempuh untuk bertanding stadion juga tidak terlalu jauh. Stadion Gelora Bung Tomo diresmikan 6 Agustus 2010 dan tercatat sebagai stadion terbesar serta termegah di Jawa Timur dengan daya tampung 55 ribu penonton. Profil Persebaya LSI 2015 Nama Lengkap Klub: Persatuan Sepak Bola Surabaya Julukan: Bajul Ijo - Green Force Didirikan: 1927 Stadion: Stadion Gelora Bung Tomo Kapasitas: 55.000 penonton Pelatih: Ibnu Grahan Profil Pemain Kiper Yandri Pitoy, Hery Prasetyo, Thomas Rian Bayu Bek Mochammad Zainuri, Otavio Dutra, Putu Gede Juni Antara, Sahrul Kurniawan, Munhar, Dany Saputra, Asep Berlian, Muhammad Fathurochman, Fauzan Jamal, Heri Setiawan, Yesaya Desnam. Gelandang Robert Alviz, Nurmufid Fastabiqul Khoirot, Wage Dwi Aryo, Slamet Nurcahyono, Bima Ragil, Reza Mustofa, Evan Dimas, Zulfiandi, Fandi Utomo, Muhammad Hargianto, Eric Djemba Djemba, Siswanto. Penyerang Agung Supriyanto, Feri Ariawan, Ilham Udin Armaiyn, Wahyu Subo Seto.(*)
Berita Terkait
ANTARA Jatim dukung langkah FKMSA tingkatkan kesadaran arsip bagi anak muda
24 Oktober 2025 20:01
Peroleh respon positif, pengguna layanan digital "OnebyIFG" tumbuh
16 September 2025 16:03
Kominfo Jatim nilai UKW ANTARA penting jaga kualitas informasi publik
30 Juli 2025 18:44
Belajar jurnalistik, mahasiswa UPN Veteran kunjungi LKBN ANTARA Jatim
10 Juli 2025 16:15
ANTARA Jatim kurban tiga ekor kambing di momen Idul Adha 1446 H
6 Juni 2025 14:42
ANTARA Biro Jatim dukung pencarian bakat penyiar muda di Surabaya
27 Maret 2025 17:38
LKBN ANTARA Jatim gelar buka puasa dan berbagi dengan anak yatim
22 Maret 2025 20:36
