Daop Madiun Pasang "Security Door" Antisipasi Bom
Sabtu, 27 Desember 2014 17:48 WIB
Madiun (Antara Jatim) - PT KAI Daerah Operasional (Daop) 7 Madiun, Jawa Timur, memasang alat "security door" di Stasiun Madiun guna mengantisipasi ancaman bahan peledak dan bom selama masa angkutan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 berlangsung.
Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Surpiyanto, Sabtu, mengatakan alat "security door" tersebut merupakan bantuan dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jawa Timur.
"Alat tersebut dipasang di pintu masuk peron Stasiun Madiun. Alat itu untuk mendeteksi barang bawaan penumpang yang terindikasi membahayakan, seperti senjata tajam, logam, maupun bom," ujar Supriyanto, kepada wartawan.
Menurut dia, pemasangan alat tersebut akan berlangsung pada tanggal 23 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015 mendatang. Selain mengantisipasi ancaman bom, alat itu juga untuk menambah kenyamanan dan keamanan penumpang.
"Ini memang instruksi dari pusat, selain untuk peningkatan pengamanan, kebetulan kami mendapat bantuan dari Polda Jatim. Prinsipnya kami antisipasi kejadian yang tidak kita inginkan, apalagi akhir-akhir ini peningkatan penumpang cukup signifikan," kata dia.
Nantinya, setelah masa angkutan Natal dan tahun baru selesai, pihaknya akan mengevaluasi penggunaan alat tersebut di Stasiun Madiun. Apakah secara permanen atau jika diperlukan saja.
"Jadi nanti akan kami evaluasi, apakah perlu security door secara permanen di Stasiun Madiun dan stasiun lainnya atau cukup pada saat momentum libur panjang seperti ini," tuturnya.
Sementara, Operator Security Door dari Direktorat Pengamanan Obyek Vital Polda Jatim, Briptu Riki Sutrisno menjelaskan, untuk wilayah Jawa Timur alat tersebut hanya dipasang di stasiun Madiun. Sedangkan stasiun lain hanya dilengkapi alat pendeteksi logam manual atau tangan.
Alat tersebut sudah diseting untuk mendeteksi logam dengan kadar berat, seperti senjata tajam, gunting, hingga senjata api. Meski demikian, alat itu difokuskan untuk mengantisipasi kemungkinan bahaya teror dan bom.
"Yang pertama memang antisipasi fokus pada bahaya teror dan bom, karena berkaitan dengan pengamanan tahun baru yang sangat rawan. Kedua, untuk mengantisipasi tindak kriminalitas, misalnya orang bawa senpi dan pisau," kata Riki.
Ia menjelaskan, jika sang penumpang membawa barang mengandung logam, maka alat tersebut akan berbunyi dan lampunya akan menyala.
"Kalau lampu menyala bersamaan dengan bunyi, berarti orang itu mengandung logam. Di situ, petugas akan melakukan penggeledahan," tuturnya. (*)