Bengawan Solo di Jateng dan Jatim Aman
Jumat, 26 Desember 2014 12:54 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo, mulai daerah hulu, Jawa Tengah, sampai daerah hilir, Jawa Timur, aman di bawah siaga banjir.
"Ketinggian air di sepanjang Bengawan Solo saat ini aman, dibawah siaga banjir. Tidak terjadi tanda-tanda akan meluap," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat.
Begitu pula, lanjut dia, kondisi anak sungai Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, yang berpotensi menimbulkan banjir bandang airnya juga surut, seperti Kali Keling, di Tuban, juga anak sungai lainnya.
Meski demikian, menurut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya, dibandingkan Desember, untuk curah hujan di sepanjang Bengawan Solo, akan meningkat selama Januari.
"Sesuai data yang kami terima, kami perkirakan banjir luapan Bengawan Solo bisa terjadi pertengahan Januari," ucapnya.
Hanya saja, ia mengaku belum tahu banjir luapan Bengawan Solo, yang terjadi di daerah hilir Jatim, termasuk besar, biasa atau kecil.
"Melihat data yang ada kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo tahun ini lebih besar dibandingkan banjir musim hujan lalu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo.
Sesuai prakiraan BMKG Juanda, Surabaya, sifat curah hujan yang menyumbang banjir di Bojonegoro, selama Desember dan Januari, di Wonogiri 301-400 mm dan 301-400 mm, Boyolali 401-500 mm dan 301-400 mm, Surakarta 401-500 mm dan 301-400 mm.
Di Sragen 201-300 mm dan 401-500 mm, Rembang 301-400 mm dan 201-300 mm, Blora 301-400 mm dan 401-500 mm, Ngawi 201-300 mm dan 301-400 mm.
Sementara itu, Madiun 201-300 mm dan 301-400 mm, Ponorogo 301-400 mm dan 201-300 mm, Tuban 301-400 mm dan 201-300 mm dan Bojonegoro 301-400 mm dan 201-300 mm.
Yang jelas, menurut dia, pengendali banjir di daerah hilir yang masih efektif yaitu sudetan Sedayu Lawas ke Laut Jawa di Lamongan, sepanjang 13,2 kilometer, yang mampu memotong puncak banjir sekitar 600 meter kubik/detik.
"semua pintu sudetan sudah dibuka, sehingga kalau terjadi banjir sudah berfungsi mengalirkan banjir ke laut," jelas dia. (*)