UPT: Kerusakan Akibat Banjir Bandang Diperbaiki
Senin, 22 Desember 2014 12:05 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kerusakan akibat banjir bandang di daerah hilir, Jawa Timur, langsung diperbaiki, meskipun perbaikannya masih belum permanen.
"Kerusakan bangunan air akibat banjir di sejumlah lokasi di wilayah kerja kami langsung diperbaiki bersama masyarakat," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Senin.
Ia menyebutkan bangunan air berupa jaringan irigasi yang rusak di terjang banjir bandang di Kecamatan Merak Urak, Tuban, juga langsung diperbaiki, juga di Gresik dan lokasi lainnya.
"Perbaikan dilakukan darurat, untuk menghindari kalau sewaktu-waktu terjadi banjir lagi, sehingga banjir lebih bisa dikendalikan," tandasnya.
Ia membenarkan banjir bandang telah terjadi beberapa kali di wilayah kerjanya di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik, dalam sepekan terakhir.
Di Tuban, lanjut dia, banjir bandang di Kecamatan Merak Urak, mengakibatkan jaringan irigasi di Desa Tuwiri Wetan, jebol beberapa meter, karena tidak mampu menampung air, hingga airnya meluber ke jalan.
Selain itu, lanjut dia, saluran irigasi Maibit, di Kecamatan Rengel, tanggulnya juga putus sepanjang 12 meter, akibat diterjang banjir bandang.
Sementara itu, lanjut dia,di Bojonegoro, juga terjadi banjir bandang di sejumlah lokasi, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, dan Gondang. Selain merendam pemukiman warga, air banjir bandang di dua kecamatan itu, juga meredam areal tanaman padi dan merusak jalan desa.
"Banjir bandang akibat meluapnya Kali Mekuris, juga memutus tanggul sepanjang 8 meter di Desa Samberan, Kecamatan Kanor," ucapnya.
Ia juga menambahkan banjir juga terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Sugio, dan Sukodadi, Lamongan, yang disebabkan meluapnya Kali Lamong. Selain itu, banjir juga melanda sejumlah desa di Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang, Gresik.
"Bangunan air di daerah Ngresik yang rusak diterjang banjir bandang juga sudah diperbaiki," ujarnya.
Menjawab pertanyaan, ia menjelaskan terjadinya banjir bandang di sejumlah lokasi di wilayah kerjanya tersebut bukan disebabkan curah hujan tinggi, tapi karena faktor hutan yang kritis di daerah setempat.
"Curah hujan di daerah yang terjadi banjir bandang hanya berkisar 75-100 mm. Seharusnya tidak terjadi banjir bandang," katanya, menegaskan. (*)