Laksamana Marsetio Terakhir Kali Pimpin Hari Armada
Jumat, 5 Desember 2014 13:35 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr Marsetio terakhir kali sebelum memasuki masa pensiun memimpin upacara peringatan Hari Armada di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Jumat.
Laksamana Marsetio yang menjadi orang nomor satu di jajaran TNI AL sejak 17 Desember 2012, dalam waktu tidak lama lagi akan memasuki masa pensiun.
Peringatan Hari Armada itu menjadi lebih istimewa, karena ribuan prajurit TNI AL yang mengikuti upacara juga memberikan ucapan selamat ulang tahun ke-58 kepada Laksamana Marsetio.
Begitu rangkaian upacara selesai, ribuan prajurit langsung bergerak menuju depan tenda VIP tempat KSAL dan tamu undangan duduk, kemudian membentuk formasi bunga teratai.
Tidak berapa lama, para prajurit menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" yang dipopulerkan grup rock Jamrud, diikuti hadirnya kue ulang tahun berbentuk kapal perang.
Dengan didampingi istrinya Ny Penny Iriana Marsetio, KSAL Laksamana TNI Marsetio yang kelahiran Jakarta pada 3 Desember 1956 tampak terharu saat mendapatkan kejutan tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto mengatakan pergantian pucuk pimpinan TNI AL yang rencananya bersamaan dengan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) sedang diproses di Markas Besar TNI.
"Saat ini sedang diproses di Mabes TNI dan kami masih menunggu hasilnya untuk disampaikan kepada Presiden," katanya.
Andi Wijayanto bersama dua anggota Kabinet Kerja, yakni Menteri Koordinator Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Susilo dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan turut hadir dalam peringatan Hari Armada tersebut.
Ketiga pejabat negara itu rencananya mendapat penyematan Brevet Hiu Kencana sebagai warga kehormatan kapal selam TNI AL.
Selain ketiga pejabat tersebut, beberapa mantan KSAL tampak di deretan tamu VIP, antara lain Laksamana TNI (Purn) Arief Koesharyadi, Widodo AS, Slamet Soebijanto, Achmad Soetjipto, dan Bernand Kent Sondakh.
Dalam amanatnya, KSAL Laksamana Marsetio mengatakan visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, sangat selaras dengan upaya membangun dan meningkatkan kemampuan TNI AL yang handal dan disegani serta berkelas dunia.
"Dikaitkan dengan hal itu, implementasi lima pilar kebijakan pemerintah sangat erat dengan peran dan fungsi Komando Armada RI Kawasan. Dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, Komando Armada RI dituntut dapat mendukung untuk mewujudkan visi pemerintah tersebut," katanya.
Lima pilar kebijakan pembangunan poros maritim dunia, masing-masing membangun budaya maritim Indonesia, menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus kedaulatan pangan laut dan pembangunan industri perikanan.
Selain itu, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan terakhir pembangunan kekuatan maritim. (*)