Seni Budaya Madura Dipentaskan di Malam Karapan Sapi
Sabtu, 18 Oktober 2014 8:35 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Beragam jenis kesenian tradisional dan budaya Madura akan dipentaskan di Pamekasan, Jawa Timur pada malam pelaksanaan lomba karapan sapi memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI yang akan dikemas dalam acara "Semalam di Madura".
"Acara pementasan seni budaya tradisional Madura ini sebagai upaya Pemkab Pamekasan untuk mempromosikan seni budaya yang ada di Madura ini, serta dalam rangka melestarikan kesenian tradisional Madura," kata Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Pamekasan Halifaturrahman kepada Antara, Sabtu.
Karapan Sapi memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI se-Madura yang akan digelar di Pamekasan ini, pada tanggal 19 Oktober 2014 di Stadion Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan.
Sebelum pelaksanaan lomba karapan sapi, juga digelar kontes "Sapi Sonok" yakni lomba kecantikan sapi di lokasi yang sama, sehari sebelum pelaksanaan lomba karapan.
"Maka untuk memperkenalkan seni dan budaya karapan sapi ini, Pemkab Pamekasan memberikan sajian khusus berupa pementasan seni budaya Madura yang kami kemas dalam acara 'Semalam di Madura'," terang Halifaturrahman.
Pementasan seni budaya Madura ini digelar di area monumen Arek Lancor yang merupakan jantung Kota Pamekasan. Pementasan seni budaya ini tidak hanya dari Pamekasan saja, akan tetapi juga mengundang seniman dan budayawan dari tiga kabupaten lain di Pulau Garam itu, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang dan Kabupaten Sumenep.
Wartawan Antara di Pamekasan melaporkan, sejak Jumat (17/10) malam, panggung berukuran besar telah dipajang di area monumen Arek Lancor, tempat pementasan seni budaya tradisional itu digelar.
Beberapa alat musik tradisional seperti musik tradisional daul dan karawitan dari sanggar seni budaya Mekas Laras telah berada di panggung pementasan, dan beberapa penari nampak mulai melakukan latihan di panggung pementasan itu.
Tari Budoyong atau tari penyambut tamu akan menjadi pementasan perdana dalam acara itu, dilanjutkan dengan peragaan busana adat Madura, dan peragaan busana batik tulis tulis Madura.
"Setelah tiga pementasan ini, lalu masuk pada acara serimonial yakni berupaya laporan kegiatan oleh panitia, dan sambutan Bupati Pamekasan, serta sambutan Sekdaprop Jatim," terang 'Mamang' sapaan karib Halifaturrahman.
Pembukaan pementasan seni budaya Madura dalam acara "Semalam di Madura" ini, katanya, nantinya akan ditandai dengan pemukulan kentongan yang akan didampingi oleh bupati dari empat kabupaten.
"Setelah acara itu, berikutnya adalah pementasan lanjutan berupa tari kreasi," katanya.
Dalam acara itu, tari Cakang dari kelompok musik "Putra Meong" akan mendapatkan kesempatan tampil pertama kali setelah acara serimonial. "Cakang" artinya pekerja keras. Tari ini menggambar perempuan Madura yang suka bekerja keras dan tidak pernah mengeluh.
Babak berikutnya adalah sajian pementasan utama, yakni pementasan seni dan tradisi Madura berupa sandur, tari rondhing, dan tari topeng gethak.
"Setelah sajian utama, selanjutnya kita masuk pada sajian inti, yakni pementasan kolaborasi antara musik tradisional di empat kabupaten di Madura," terang Mamang.
Kolaborasi empat kabupaten ini merupakan kegiatan penutup kegiatan Semalam di Madura bertema "Tera' Bulan e Tanean Lanjang" artinya terang bulan di halam rumah yang luas itu. (*)