Nelayan di Madura Kesulitan Mendapatkan Solar
Rabu, 3 September 2014 15:31 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Nelayan di Pulau Madura, Jawa Timur, kesulitan mendapatkan jatah beli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, karena pihak SPBU membatasi pembelian menggunakan jerigen.
Busadin (42) salah seorang pemilik perahu di Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan mengaku, sejak lima hari lalu, dirinya sudah tidak melaut, akibat tidak mendapatkan jatah beli solar di SPBU.
"Kalau membeli membawa jerigen itu tidak diperbolehkan oleh petugas. Katanya dilarang. Padahal kebutuhan kami untuk mesin perahu, ya tidak mungkin membeli menggunakan mobil," tutur Busadin.
Ayah satu orang anak pemilik petahu Harapan Jaya ini mengaku, sebagian nelayan di pesisir itu menyiasati melakukan pembelian solar di SPBU dengan menggunakan mobil berbakar bakar solar.
Solar yang dibeli melalui mobil itu selanjutnya dipindah ke jerigen untuk bahan bakar mesin perahunya, sehingga dengan cara seperti itu, mereka tetap bisa melaut.
"Kalau saya kan tidak punya mobil dan tidak punya falimi yang punya mobil. Ya, terpaksa tidak melaut," tuturnya.
Busadin dan sejumlah nelayan nelayan lain di desa ini berharap, pemerintah memberlakukan kebijakan khusus bagi nelayan agar bisa membeli solar menggunakan jerigen di SPBU.
"Kalau caranya tetap seperti itu, orang seperti kami ini tidak mungkin bisa mendapatkan jatah beli solar," keluhnya.
Keluhan pembatasan jatah beli solar juga dikeluhkan sejumlah nelayan di pesisir Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Sebagaimana yang dialami nelayan di Desa Kaduara Barat, sebagian nelayan di desa ini juga mengaku ada yang tidak melaut, karena tidak bisa mendapatkan jatah beli solar.
"Kalau paman saya sudah tiga hari tidak melaut, wong solarnya sulit didapat," kata salah seorang mahasiswa dari keluarga nelayan, Rifadi.
Sementara di Sampang, kelangkaan solar juga dialami nelayan di sepanjang pesisir Pantai Tanjung dan Pantai Camplong.
Sebagian nelayan di dua desa ini lebih memilih memancing dengan menggunakan perahu layar, akibat sulit untuk mendapatkan jatah beli solar di SPBU.
"Pak Kades Tanjung masih mengupayakan melalui camat, agar para nelayanan ini mendapatkan kebijakan khusus dalam hal pembelian solar, tapi sampai saat ini belum ada jawaban," kata salah seorang nelayan di Desa Tanjung, Hosnol Yadi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, selama dua hari terakhir ini, perahu nelayan, baik di Pamekasan maupun di Sampang memang lebih banyak yang hanya ditambatkan di pesisir pantai.
Sebagian diantara mereka, justru mengisi waktu dengan memperbaiki jaring dan mengecat perahunya. Beberapa nelayan di Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, bahkan beralih pekerjaan menjadi tukang becak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. (*)