"Itu kegiatan yang sangat menarik dan bersejarah bagi masyarakat Raja Ampat," ucap seorang warga Kampung Kalyam, Pulau Salawati, kepada Dansatgaspen Sail Raja Ampat 2014, Kolonel Laut (KH) Drs Supriyono. Kolonel Laut (KH) Supriyono kepada Antara melaporkan warga yang berdatangan ke lokasi "Sail Raja Ampat 2014" yang dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) memang bukan hanya dari Kota Waisai. Namun, juga datang dari desa-desa di beberapa kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Papua Barat. "Saya sendiri dari Pulau Waigeo (salah satu pulau yang ada di kabupaten Raja Ampat)," tutur Waromi (39) sebagaimana dikutip Kolonel Laut (KH) Supriyono (23/8). Menurut Waromi, dirinya sudah berada di Waisai sejak seminggu lalu. Waromi yang hanya seorang nelayan musim itu tidak sendirian datang ke ibukota Kabupaten, tetapi ditemani empat warga Pulau Waigeo. Tujuan mereka ke Waisai hanya satu yaitu menyaksikan langsung puncak acara "Sail Raja Ampat 2014" yang dibuka secara resmi oleh Presiden Yudhoyono, sejumlah menteri dan disaksikan sejumlah menteri dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio. Hal senada juga dituturkan Payay (18) dari Kampung Wailebet Pulau Batanta. Ia juga datang ke Waisai untuk melihat berbagai rangkaian kegiatan "Sail Raja Ampat 2014". "Saya baru pertama kali melihat secara langsung dan dari jarak dekat berbagai macam atraksi yang dimainkan secara rapi oleh pasukan elitnya TNI Angkatan Laut itu," kilahnya. Bahkan, beberapa warga dari Kampung Kalyam di Pulau Salawati mengaku pada malam harinya sengaja menyiapkan berbagai aneka makanan buat dimakan di Pantai WTC. "Mama saya sengaja bikin banyak makanan untuk bekal hari ini. Saya sangat menikmati, ini rekreasi yang sempurna bertepatan dengan perayaan HUT RI," papar warga Kampung Kalyam tanpa menyebut namanya. Ya, masyarakat Kabupaten Raja Ampat dan sekitarnya membanjiri Pantai WTC, Raja Ampat, Papua Barat, kendati pagi itu bumi Cenderawasih masih diguyur hujan lebat dan sesekali disertai angin yang bertiup kencang. Sebelum puncak acara Sail Raja Ampat 2014 itu, para prajurit TNI AL yang terlibat dalam Satuan Tugas (Satgas) Surya Bhaskara Jaya (SBJ) LXIII/2014 telah memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi masyarakat Pulau Mukus dan Waisai, Kbupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kegiatan kemanusiaan yang menggunakan KRI Dr Suharso-990 dari Satuan kapal bantu Komando armada RI Kawasan Timur itu meliputi pengobatan secara gratis, pembangunan infrastruktur, penyuluhan kesehatan, serta pemberian bantuan berupa bahan pokok kepada masyarakat setempat. Puncaknya adalah pada Sabtu (23/8) pagi itu, pagi yang membuat bumi pertiwi seakan miring ke timur, mengingat tidak hanya masyarakat Kabupaten Raja Ampat yang berharap dapat melihat dari dekat jalannya hajatan akbar tersebut. "Papua harus dibangun dengan hati, ketulusan, dan kasih sayang. Seluruh elemen harus mampu mengoptimalkan segala kekuatan yang ada di Papua seperti kelautan, energi, maritim, pariwisata dan lain-lain. Kalau semua potensi dikerjakan dengan baik, saya yakin dalam lima tahun, 10 tahun dan 15 tahun lagi, Papua akan bergerak lebih maju," tutur Presiden Yudhoyono. Pagi itu, ribuan masyarakat dari luar wilayah Kabupaten Raja Ampat pun tumpah ruah ingin menyaksikan berbagai aktraksi yang ditampilkan para prajurit TNI Angkatan Laut dalam puncak acara Sail Raja Ampat 2014. Ribuan warga dari balita hingga kakek nenek memberikan tepuk tangan membahana ketika para penerjun dari Batalyon Intai Amfibi 1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu mendarat tepat di titik dropping zone yang sudah ditentukan di depan podium di bibir Pantai WTC. Para penerjun andal yang dikomandani Mayor Marinir Fredy Ardianzah itu sebelumnya diangkut dengan menggunakan dua pesawat TNI AL jenis cassa NC 212 dari Skuadron 600 Wing Udara-1 Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) pada ketinggian 6.000 feet. Kedua pesawat cassa tersebut yakni cassa NC 212 nomor lambung 622 dengan pilot Mayor Laut (P) Rahmat dan Co Pilot Kapten Laut (P) Adi Nugroho, sedangkan cassa NC 212 nomor lambung 623 dengan pilot Kapten Laut (P) Ervan dan Co Pilot Lettu Laut (P) Adi Nugroho. Warga Waisai dan sekitarnya makin menyemut ketika seluruh kapal perang yang sedang melakukan "sailling pass" memberi penghormatan kepada Presiden yang kala itu didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio. Defile belasan kapal perang itu diikuti pula sejumlah kapal asing, kapal-kapal pemerintah dan swasta, serta puluhan kapal tradisional nelayan dari wilayah Waisai dan sekitarnya. Pengunjung larut dalam decak kagum. Wajah-wajah mereka riang dan seakan membenarkan ungkapan mereka bahwa "Sail Raja Ampat 2014" itu bersejarah. (*)
"Sail Raja Ampat 2014" yang Bersejarah
Senin, 25 Agustus 2014 10:01 WIB