Di Xinjiang 96 Warga Sipil dan Geng "Teroris" Tewas
Minggu, 3 Agustus 2014 14:43 WIB
Beijing (Antara/AFP) - Media pemerintah Tiongkok Ahad memberitakan 37 warga sipil dan 59 "teroris" tewas pekan lalu dalam satu serangan di Xinjiang, tempat tinggal minoritas etnik Uighur.
Jumlah seluruh korban itu menjadikan insiden tersebut paling berdarah sejak kerusuhan yang melibatkan para warga Uighur dan anggota-anggota etnik mayoritas Han Tionghoa menewaskan sekitar 200 orang di ibu kota wilayah Xinjiang, Urumqi tahun 2009.
Polisi menahan 215 "teroris" sementara 13 warga sipil juga cedera dalam serangan Senin di kantor polisi dan kantor pemerintah di daerah Shache atau Yarkand dalam bahasa Uighur, di Prefektur Kashgar, kata kantor berita resmi Xinhua.
Itu adalah terbaru dalam serangkaian insiden kekerasan dalam bulan-bulan belakangan ini menyangkut dengan wilayah yang kaya sumber alam itu, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Tiongkok menindas kebudayaan dan agama yang menyebabkan mereka meningkatkan aksi kekerasan.
Betrita-berita mengenai bentrokan itu muncul Selasa ketika Xinhua melaporkan belasan orang tewas dan cedera akibat perkelahian geng yang menggunakan pisau.
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia (WUC) di pengasingan kemudian mengatakan hampir 100 orang tewas atau cedera.
Dalam laporannya Ahad, Xinhua mengatakan 35 dari warga sipil yang tewas itu adalah warga Han Tionghoa sementara dua lainnya adalah Uighur.
"Satu geng bersenjatakan pisau dan kampak menyerang satu kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah," katanya, dengan sejumlah penyerang kemudian bergerak ke kota lainnya "menyerang para warga sipil dan melemparkan batu ke kendaraan-kendaraan ketika mereka lewat".
"Para anggota geng itu memasang penghadang jalan dan menghentikan kendaraan yang akan lewat sebelum menusuk para penumpang secara semena-mena dan memaksa warga sipil bergabung dengan mereka dalam serangan teror," katanya mengutip pernyataan polisi. (*)