Sekda: Pesta Dugem Malam Takbiran Bukan Keinginan Pemkab
Jumat, 1 Agustus 2014 19:57 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Pesta musik dugem yang digelar kelompok pemuda saat malam takbiran di Pamekasan, Jawa Timur, bukan keinginan pemkab, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan, Alwi Baek.
"Pemkab tidak memfasilitas adanya pesta musik dugem apalagi saat malam takbiran yang merupakan hari-hari besar umat Islam," kata Alwi Baek, Jumat.
Alwi mengemukakan hal ini menanggapi protes kalangan aktivis organisasi Islam di Pamekasan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergarakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Persatuan Pelajar Islam (PII), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para ulama pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Pamekasan.
Para ulama dan aktivis organisasi Islam di Pamekasan ini mengecam keras adanya kegiatan pesta musik dugem itu saat umat Islam di itu sedang melakukan takbiran. Apalagi pesta dugem yang digelar puluhan kelompok pemuda itu hingga memacetkan arus lalu lintas di jalur mudik, yakni di sepanjang Jalan Trunojoyo, Pamekasan.
Kalangan ulama dan aktivis organisasi Islam ini juga mengecam sikap pemerintah dan petugas keamanan yang terkesan membiarkan adanya pesta musik dugem itu, tanpa berupaya melakukan pembubaran paksa.
Dalam rilis yang disampaikan kepada Antara, Alwi Baek menjelaskan, dirinya tidak berarti senang dengan adanya pesta musik dugem di malam takbiran yang kini banyak dikritik para ulama dan ormas Islam di Pamekasan itu.
Menurut dia, kejadian yang mencemarkan nama baik Kabupaten Pamekasan sebagai kabupaten yang menerapkan syariat Islam melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam) ini, harus dicarikan solusinya secara bersama-sama dan hal itu bukan hanya tugas pemkab, melainkan semua pihak termasuk tokoh agama di Pamekasan.
"Saya juga bukan kesenangan dengan hal seperti itu. Mari kita semua mencari solusinya," kata Alwi menjelaskan.
Pada malam takbiran, yakni pada Minggu (27/7) malam, sekelompok pemuda Pamekasan menggelar pesta musim dugem di sepanjang Jalan Trunojoyo, Pamekasan. Mereka membawa kendaraan dengan bak terbuka seperti mobil pikap dan truk.
Para pemuda dari berbagai pelosok ini memutar lagu dugem, sambil berjoget ria di tengah jalan. Bahkan beberapa diantara kelompok pemuda ini membuka baju mereka.
Alunan musik dugem terdengar sangat keras, hingga memekakkan telinga. Joget dengan musik dugem yang digelar pemuda Pamekasan ini mulai sekitar pukul 20.00 WIB, dan hingga pukul 23.40 WIB masih berlangsung. Bahkan pesta musik kala itu semakin malam terpantau kian semarak.
Ada sekitar 10 kelompok yang menggelar pesta dugem di sepanjan Jalan Raya Trunojoyo, Pamekasan ini.
Kelompok pemuda itu diduga berasal dari berbagai pelosok desa. Akibat pesta ini, jalur mudik di Jalan Protokol lumpuh, sehingga petugas terpaksa mengalihkan melalui jalur alternatif.
Tidak terlihat adanya petugas, baik dari kepolisian, maupun Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) serta Satpol PP Pemkab Pamekasan di lokasi pesta musik itu.
Tidak hanya laki-laki, beberapa orang perempuan juga terlihat bergabung dan berjoget ria dalam pesta itu, bahkan sebagian diantara mereka ada yang buka baju hingga telanjang dada, layaknya pesta musik dugem di sebuah club malam atau di tempat tertutup. (*)