Transaksi Keuangan TKI Melalui Western Union Meningkat
Kamis, 24 Juli 2014 17:34 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Transaksi keuangan melalui jasa Western Union, salah satu produk jasal layanan milik PT Pos Indonesia kantor cabang Tulungagung mengalami peningkatan hingga kisaran 56,25 persen selama kurun 17 hari terakhir dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
"Transaksi keuangan meningkat sebanyak 1.880 transaksi dibanding bulan lalu," ungkap Staf Bagian Audit Mutu PT Pos Indonesia Cabang Tulungagung, Agus Pamuji, Kamis.
Kesimpulan peningkatan transaksi keuangan dihitung Agus dengan membuat perbandingan transaksi pada periode 1-17 Juni dengan periode 1-17 Juli.
Bulan sebelumnya pada periode 1-17 Juni, transaksi pembayaran dari luar negeri melalui Western Union (WU) tercatat sebanyak 3.341 transaksi keuangan.
Namun pada periode 1-17 Juli atau setengah bulan menjelang Lebaran 1435 Hijriah ini, transaksi pengiriman uang dari luar negeri ke Tulungagung mencapai 5.221 transaksi.
"Kalau pengiriman uang dari Tulungagung ek luar negeri justru turun. Bulan lalu pada periode 1-17 Juni tercatat ada 26 transaksi, sekarang pada 1-17 Juli hanya 8 transaksi atau turun sekitar 18 transaksi," paparnya.
Pamuji enggan menyebut nominal uang yang dikirim TKI kepada para nasabah PT Pos Indonesia, dengan alasan keamanan.
Ia hanya mengatakan peningkatan transaksi keuangan tersebut secara langsung telah mendongkrak omzet produk layanan mereka melalui Western Union.
Sebagaimana keterangan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Yumar dalam beberapa kali kesempatan, angka remitansi atau pengiriman uang oleh TKI ke daerah tersebut tiap tahunya mencapai kisaran Rp1,3 triliun, bahkan terkadang lebih.
Data Bank Indonesia, devisa yang berasal dari transfer dana TKI Jawa Timur di luar negeri sepanjang tahun 2012 tercatat sebesar Rp2,86 triliun dan meningkat pada 2013.
Distribusi dana remitensi TKI ke Jawa Timur hampir merata ke seluruh wilayah kabupaten/kota.
Pamekasan tercatat sebagai daerah yang memiliki remitansi paling tinggi tiap tahunnya, yakni mencapai 19 persen atau sekitar Rp543,4 miliar
Selain Pamekasan, enam kabupaten/kota lain yang memiliki remitansi tertinggi dibanding 31 daerah lainnya di Jatim adalah Sumenep (9 persen atau sekitar Rp257,4 miliar), Surabaya (8 persen atau sekitar Rp228,8 miliar), Malang (7 persen atau sekitar Rp200,2 miliar), Madiun (6 persen atau sekitar Rp171,6 miliar), Tulungagung dan Banyuwangi (masing-masing 4 persen atau sekitar 114,4 miliar). (*)