Produksi Cengkih Turun Akibat Erupsi Kelud
Minggu, 20 Juli 2014 0:12 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Produksi cengkih para petani di kaki Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut/mdpl), Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, turun, akibat erupsi gunung itu pada Februari 2014.
"Saat erupsi yang lalu, cengkih sudah mulai berbunga, namun banyak bunga tidak jadi karena terjangan batu dan pasir saat erupsi, sehingga kami tidak bisa panen," kata Suprapto, salah seorang petani cengkih di desa itu, Minggu.
Ia mengatakan cengkih memang biasanya panen satu tahun sekali. Kuncup bunga mulai terlihat sekitar Februari, dan pada Juni biasanya sudah mulai panen. Hal itu berlanjut sampai Oktober, hingga seluruh cengkih habis dipanen.
Pihaknya menyebut normalnya satu pohon cengkih bisa memproduksi cengkih antara 20-30 kilogram setiap kali dipanen per batang pohon. Namun, karena musibah erupsi Gunung Kelud pada Februari silam, produksi turun drastis, hanya mendapatkan sekitar 5-10 kilogram setiap panen per batang pohon cengkih.
Ia juga mengatakan tidak berani untuk membeli cengkih petani lainnya. Selain harga yang diminta petani lain cukup tinggi, sekitar Rp2-3 juta per batang pohon, produksi juga tidak bisa dipastikan.
Terlebih lagi, biaya untuk memanen juga cukup tinggi, mulai petik, membawa cengkih ke rumah, memisahkan batang cengkih, sampai penjemuran.
Ia mengkhawatirkan antara biaya yang dikeluarkan dengan penjualan tidak sebanding, sehingga untuk musim panen tahun ini tidak membeli cengkih para petani lain.
Walaupun produksi turun, ia mengatakan harga cengkih saat ini relatif tinggi sekitar Rp140 ribu per kilogram untuk cengkih yang kering. Harga itu lebih baik daripada harga tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp120 ribu per kilogram.
Harga itu, kata dia, juga relatif lebih bagus. Harga cengkih bisa sampai jatuh hingga Rp15 ribu per kilogram untuk cengkih yang basah (belum dijemur) serta Rp25 ribu per kilogram untuk cengkih yang kering.
Bahkan, banyak tengkulak yang memberikan uang muka untuk cengkih, sebab produksi turun sangat drastis. Mereka berebut cengkih, untuk dijual.
Meskipun harga relatif naik, ia berharap imbas dari erupsi tersebut diharapkan tidak terlalu berpengaruh besar. Di ladang, ada sekitar 50 batang kayu cengkih, yang diharapkan semua produksinya bisa maksimal. (*)