Madiun (Antara Jatim) - Produksi cengkih di Kabupaten Madiun pada musim panen tahun 2016 diprediksi turun akibat hama yang menyerang tanaman komoditas tersebut.
Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Madiun Hadi Subandono, Senin, mengatakan, produksi cengkih tahun ini oleh petani cengkih setempat diperkirakan menurun sekitar 15 hingga 20 persen dari panenan tahun 2015.
"Sesuai data, produksi cengkih Kabupaten Madiun tahun 2015 mencapai 1.060 ton. Tahun ini menurun hingga 20 persen dari angka tersebut karena hama," ujar Hadi.
Ia menuturkan, luasan tanaman cengkih yang terserang hama mencapai 208 hektare dari luas total lahan cengkih di wilayah Kabupaten Madiun yang mencapai 1.000 hektare lebih.
Dinas dan petani telah berupaya semaksimal mungkin, namun serangan hama sulit dibasmi hingga berdampak pada produksi tahunan.
"Serangan hama tersebut otomatis membuat petani cengkih merugi," kata dia.
Ia menambahkan, selain rugi akibat serangan hama dan produksi yang menurun, petani cengkih juga rugi akibat harga jual cengkih yang anjlok. Dimana pada panen tahun lalu, harga cengkih kering masih tinggi sekitar Rp120.000 per kilogram.
"Namun, sekarang turun hingga di kisaran Rp95.000 hingga Rp97.000 per kilogram," kata dia.
Anjloknya harga tersebut selain karena mengikuti harga pasar, juga disebabkan karena kondisi cengkih yang tidak kering sempurna. Hujan yang masih sering terjadi di lereng Gunung Wilis pada musim kemarau ini memuat petani kesulitan menjemur cengkih panenannya.
"Waktu untuk penjemuran menjadi lebih panjang. Anomali cuaca, yakni hujan yang masih turun di waktu musim kemarau ini sangat berdampak pada aktivitas penjemuran cengkih," katanya.
Sementara, sentra tanaman cengkih di Kabupaten Madiun terdapat di wilayah lereng Gunung Wilis. Yakni, Kecamatan Kare, Dagangan, dan Gemarang. (*)