BI Sebut Sektor Pertanian Turun Akibat Erupsi Kelud
Kamis, 6 Maret 2014 17:50 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Kinerja perekonomian di wilayah Keresidenan Kediri, Jawa Timur, menurun pada Februari 2014 sebagai dampak erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl), kata pejabat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.
"Kinerja ketiga sektor utama diperkirakan turun sebagai dampak meletusnya Gunung Kelud (Kamis, 13/02) yang menyebabkan kota dan kabupaten di Keresidenan Kediri dan Madiun diselimuti abu vulkanik," kata Manajer Unit Akses Keuangan dan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Andy Indra Prayoga di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, secara sektoral, kinerja sektor pertanian turun signifikan yang disebabkan bencana erupsi Gunung Kelud yang merusak lahan-lahan pertanian di wilayah eks Karesidenan Kediri terutama sentra hortikultura dan pangan di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar.
Luas lahan pertanian yang terdampak erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Kediri sekitar 6.011 hektare dan lahan yang puso sekitar 656 hektare. Kerugian akibat kerusakan lahan diperkirakan mencapai Rp27 miliar di Kabupaten Kediri. Sedangkan di Kabupaten Blitar, lahan puso mencapai 64,62 hektare.
Jumlah lahan puso diperkirakan terus bertambah salah satunya disebabkan aliran lahar hujan yang mengancam lahan pertanian. Sementara itu, produksi dari lahan pertanian di sentra-sentra produksi lain diperkirakan juga menurun karena terdampak abu vulkanik yang menyebar di wilayah Karesidenan Kediri dan Madiun sampai dengan Jawa Tengah.
Sementara, sektor industri pengolahan pada bulan laporan juga melambat karena produksi dan akses distribusi yang tidak optimal tertutup abu vulkanik erupsi kelud.
Salah satunya, produksi industri rokok terbesar di Kota Kediri yang diperkirakan menurun disebabkan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, yang menggangu fasilitas di pabrik. Di industri kertas juga sempat menghentikan produksi karena abu vulkanik yang dikhawatirkan menurunkan kualitas produksi.
Erupsi itu juga mengakibatkan jam kerja karyawan tidak optimal karena digunakan untuk pembersihan sejumlah fasilitas produksi dan nonproduksi serta jalan-jalan utama yang tertutup abu vulkanik dengan ketebalan mencapai 5 sentimeter.
Sejalan dengan kedua sektor, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada bulan laporan juga mengalami penurunan yang disebabkan pusat-pusat perbelanjaan tidak beroperasi maksimal dan menurunnya tingkat "occupancy" hotel karena erupsi itu.
Dampak erupsi gunung kelud terhadap sektor pariwisata mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan yang masuk ke Kediri Raya pada Februari 2014.
Pada subsektor perhotelan, "occupancy rate" hotel di kawasan Kediri raya (Kota dan Kabupaten Kediri) berdasarkan "contact liaison" di PHRI Kediri Raya turun hampir 50 persen dibandingkan kondisi normal, yang disebabkan pembatalan pesanan kamar oleh tamu dari kalangan pebisnis.
Sementara, tamu yang menginap di hotel-hotel di Kediri didominasi oleh wartawan media elektronik dan cetak dalam rangka peliputan berita erupsi Gunung Kelud, masih belum mampu menggerakkan sektor perhotelan menuju kondisi normal.
Namun, di samping itu, ditinjau dari sisi permintaan, berdasarkan survei konsumen, terdapat peningkatan optimisme masyarakat.
"Itu tercermin dari IKK (indeks keyakinan konsumen), IKE (indeks kondisi ekonomi), dan IEK (indeks ekspektasi konsumen) yang meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya," pungkasnya.
Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Kamis (13/2). Tiga daerah tertimpa langsung dampak erupsi itu, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang.(*)