Akses Kediri-Malang Ditutup Akibat Lahar Dingin
Selasa, 18 Februari 2014 21:39 WIB
Kediri - (Antara Jatim) - Akses jalan dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menuju Malang, ditutup akibat aliran lahar dingin yang terjadi di Sungai Konto, Kecamatan Kandangan, kabupaten setempat.
"Curah hujan tinggi sejak siang hari dan sore bertambah naik," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri AKP Budi Nurtjahjo di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan terdapat tiga bangunan yang sempat terendam lahar dingin. Posisi bangunan itu berada dekat dengan bantaran sungai, yaitu dua rumah warga serta sebuah mushala.
Lokasi bangunan yang terendam banjir lahar dingin itu terjadi di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Tingkat ketinggian sekitar 1 meter.
Air datang dengan membawa material vulkanik yaitu pasir serta tercium bau belerang. Air itu merendam rumah warga yang memang ditinggal pemiliknya mengungsi.
Pihaknya menyebut, petugas sempat menutup jalur lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, sehingga macet total. Kendaraan yang melaju baik dari arah Kediri ataupun hendak ke Malang tidak bisa lewat. Jalur itu merupakan jalur utama yang menghubungkan dua daerah tersebut.
"Tadi sempat ditutup total. Petugas meminta agar pengendara tidak lewat dulu, demi keselamatan," katanya.
Untuk saat ini, arus lalu lintas sudah mulai dibuka, terutama untuk kendaraan roda dua. Mereka diperbolehkan untuk lewat jalur tersebut.
Tentang jembatan yang putus, Budi mengatakan sampai saat ini belum ada laporan. Anggota yang diturunkan untuk memantau situasi pun juga belum melaporkan tentang adanya jembatan putus tersebut.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) M Hendrasto menyebut, potensi banjir lahar dingin bisa terjadi ketika curah hujan cukup tinggi terjadi di kawasan puncak Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
"Kalau hujan lebat bisa saja lahar dingin turun dan tingkat berbahayanya juga tinggi, karena saat turun bisa sampai batu besar-besar," katanya.
Ia mengatakan lahar memang bisa saja turun, namun semua juga tergantung cuaca. Diharapkan, masyarakat menjauhi lokasi yang dijadikan sebagai kantung-kantung lahar, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Status Gunung Kelud pun sampai saat ini masih Awas pascaerupsi pada Kamis (13/2). Dengan status itu, PVMBG meminta agar jarak 10 kilometer dari kawah harus steril.
Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas, mengeluarkan material vulkanik seperti batu, pasir, serta abu vulkanik lainnya. (*)