Stok Pupuk Bersubsidi di Jember Menipis
Senin, 23 Juni 2014 20:21 WIB
Jember (Antara Jatim) - Stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menipis dan diperkirakan akan habis pada bulan Oktober 2014, demikian terungkap dalam rapat dengar pendapat di Komisi B DPRD Jember, Senin.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember, Muchsin, mengatakan kesulitan petani mendapatkan pupuk bersubsidi sudah dialami sejak dua bulan terakhir, bahkan petani harus mencari pupuk ke luar wilayahnya, karena sangat membutuhkan pada masa tanam saat ini.
"Petani sempat kelimpungan dengan kelangkaan pupuk di Jember terutama pada masa tanam seperti saat ini, sehingga kami berharap ada solusi dari pemerintah atas kondisi itu," tuturnya.
Komisi B DPRD Jember mengundang perwakilan petani dan komisi pengawasan pupuk dan pestisida (KP3) Jember, serta produsen pupuk bersubsidi PT Pupuk Kaltim dan Petrokimia karena kelangkaan pupuk yang terjadi di kabupaten setempat.
Menurut dia, luas lahan sawah dan tegal di Jember mencapai 121.217 hektare dan kebutuhan pupuk berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) 2014 sebanyak 98.413 ton, sedangkan kuota pupuk urea bersubsidi tahun ini hanya 72 ribu ton.
"Berdasarkan informasi yang kami dapat, jumlah pupuk urea yang sudah terserap petani mencapai 41.151 ton atau sekitar 70 persen dari alokasi total pupuk tahun 2014, sehingga diprediksi jatah pupuk akan habis pada Oktober mendatang," paparnya.
Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Widjajadi mengatakan kuota pupuk bersubsidi yang diberikan kepada Jember tidak sesuai dengan RDKK, sehingga terjadi kelangkaan dan pihaknya sudah mengusulkan penambahan jatah pupuk bersubsidi.
"Hingga kini masih belum ada jawaban dari Pemprov Jatim dan Kementerian Pertanian terkait dengan usulan penambahan pupuk bersubsidi, sehingga kami khawatir jatah 72 ribu ton untuk pupuk urea besubsidi tidak bisa mencukupi hingga akhir tahun," tuturnya.
Pemkab Jember mengusulkan tambahan pupuk urea bersubsidi sebanyak 19.039 ton, SP-36 sebanyak 9.694 ton, ZA sebanyak 5.575 ton, NPK sebanyak 17.888 ton, dan pupuk organik sebanyak 7.108 ton
Anggota Komisi B DPRD Jember, Syamsul Hadi Baihaqi menyayangkan terjadinya kelangkaan pupuk yang terus berulang di kabupaten setempat, bahkan kelangkaan tersebut terjadi di beberapa kabupaten di Jatim.
"Saya berharap pemerintah setempat bisa mencari terobosan program, sehingga kelangkaan pupuk tidak terjadi lagi karena hal tersebut dapat memengaruhi produksi padi di Jember," katanya.(*)