Ramallah (Antara/SANA/AFP) - Presiden Palestina Mahmud Abbas menekankan bahwa tidak ada solusi untuk krisis di Suriah kecuali dialog, dan menyerukan tidak adanya campur-tangan dalam urusan dalam negeri negara manapun. Selama pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Abbas menegaskan kembali kebijakan luar negeri Palestina didasarkan pada tidak adanya campur-tangan dalam apapun yang terjadi di Tunisia, Libya, Mesir dan khususnya di Suriah. Mengenai situasi para pengungsi Palestina di Suriah, Abbas menyerukan untuk berurusan dengan masalah pengungsi di Suriah secara ketat karena mereka banyak menderita. Mengenai perundingan-perundingan Palestina-Israel, Abbas menekankan bahwa tidak akan ada pengakuan Israel sebagai negara Yahudi dan tidak akan ada perundingan-perundingan tanpa al-Quds sebagai ibu kota negara Palestina merdeka. Sementara itu, setidaknya 88 gerilyawan dan pasukan rezim tewas dalam dua hari bentrokan untuk menguasai tempat-tempat strategis di Provinsi selatan Suriah, Daraa, menurut sebuah kelompok pemantau , Sabtu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 45 pejuang oposisi dan 43 pasukan rezim telah tewas dalam pertempuran yang dimulai Kamis. Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa pasukan oposisi, termasuk pejuang dari Front Al Nusa yang memiliki afiliasi dengan Al - Qaida, telah merebut bukit strategis Tal al - Jabiyeh Kamis. Bentrokan itu berlanjut saat pejuang oposisi berusaha untuk menguasai puncak bukit lain di dekatnya dalam upaya untuk menghubungkan wilayah yang mereka kuasai di Daraa dan wilayah Quneitra, beserta Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Observatorium itu mengatakan pasukan oposisi telah menyita senjata dan amunisi dalam bentrokan dan bahwa pasukan rezim telah meminta dukungan artileri berat dan helikopter untuk mencoba merebut kembali bukit itu. (*)
Presiden Palestina: Hanya Dialog yang akan Selesaikan Krisis Suriah
Minggu, 27 April 2014 5:28 WIB