Pemulihan Lahan Terdampak Erupsi Kelud Dua Tahun
Rabu, 16 April 2014 19:56 WIB
Malang (Antara Jatim) - Menteri Pertanian Suswono menyatakan pemulihan lahan pertanian di Desa Pandansari, Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akibat erupsi Gunung Kelud pertengahan Februari lalu membutuhkan waktu sekitar dua tahun.
"Paling tidak butuh dua tahun untuk pemulihannya karena lapisan pasir yang menutup permukaan sawah dan area pertanian lainnya cukup tebal," kata Suswono disela-sela kunjungannya di Ngantang, Rabu.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) berjanji untuk melakukan pengerukan lapisan sawah dengan melibatkan TNI dan dilakukan secara serentak awal bulan Mei. Dan, akhir April ini diharapkan traktornya sudah tiba di Pandansari, sehingga awal Mei sudah bisa dikerjakan.
Setelah pengerukan dilakukan, katanya, pihaknya juga akan mengerahkan tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) untuk memantau lahan di Pandansari. Selama ini lahan di Pandansari menghasilkan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Menurut Mnetan, yang terpenting tanaman mana yang bisa ditanam dan cepat menghasilkan untuk para petani, itulah yang harus dilakukan. Namun, untuk sementara tanaman padi bukan pilihan yang tepat di lahan bekas erupsi Gunung Kelud, tapi berdasarkan kajian Litbang, jagung bisa menjadi altenatif pilihan yang bisa ditanam petani.
Ia mengemukakan komoditas jagung sepertinya bisa ditanam dan langsung produksi, apalagi harga jagung sekarang cukup bagus.
Suswono menjamin petani di Pandansari mendapat prioritas dari pemerintah, seperti jaminan bibit selama proses pemulihan lahan pertanian dan pemulihan sistem pangairan yang rusak.
"Khusus untuk irigasi akan kita lihat sulu. Jika yang rusak saluran teknis, itu menjadi kewajiban Dinas Pertanian, namun kalau yang rusak tanggul atau bendungannya, itu wewenang Pekerjaan Umum (PU)," ujarnya.
Selain meninjau secara langsung kondisi lahan pertanian pascaerupsi Gunung Kelud, Mentan juga memberikan bantuan dua truk bibit rumput gajah. Namun, bantuan berupa bibit rumput gajah tersebut dinilai warga tidak tepat karena keberadaan rumpur gajah di kawasan itu cukup melimpah.
Menurut warga yang diperlukan saat ini adalah proses pemulihan lahan sebab pascaerupsi Gunung Kelud karena kondisi lahan pertanian tertutup pasir. Sebab, meski ada bibit rumput gajah, media untuk menanam tidak ada, sehingga bantuan tersebut mubadzir.
Sementara Sekda Kabupaten Malang Abdul Malik mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan bagaimana cara untuk meringankan beban warga Pandansari, di antaranya menghapuskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sebab usulan warga untuk menghapuskan kredit, dipastikan akan ditolak.
Malik mengatakan pihaknya saat ini masih menjalin komunikasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mencari kebijakan kredit warga Pandansari yang macet karena gagal panen akibat erupsi Gunung Kelud.
"Dari data BI, kredit warga Pandansari mencapai Rp300 miliar dan tidak mungkin akan dihapus. Yang mungkin dilakukan adalah penjadwalan ulang tenggat pelunasannya," kata Malik.(*)