Trenggalek (Antara Jatim) - Konstruksi Jembatan Gondang Sawahan di Desa Sawahan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengalami kerusakan cukup parah di salah satu bagian pondasi akibat banjir bandang yang menerjang kawasan hilir tersebut pada Kamis malam (3/4). Badan jembatan di jalur utama menuju area wisata Pantai Prigi dan menjadi akses distribusi perekonomian dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Prigi tersebut kini hanya bertumpuh pada salah satu tiang pancang yang masih utuh, demikian koresponden Antara melaporkan dari Trenggalek, Jumat. Konstruksi jembatan yang baru dibangun pada awal tahun 2006 di Kecamatan Watulimo tersebut diprediksi warga setempat akan kembali runtuh apabila hujan deras kembali mengguyur kawasan hulu dan memicu peningkatan debit air Sungai Gondang Sawahan di area hilir. "Harus ada tindakan darurat agar kerusakan (jembatan) tidak semakin parah," kata Rahman, tokoh warga Desa Sawahan saat melihat dari dekat rumah tetangganya yang runtuh tergerus banjir. Selain faktor peningkatan debit air hingga ketinggian elevasi sekitar tiga meter dibanding kondisi normal, warga meyakini kerusakan jembatan dipicu oleh sisa konstruksi jembatan lama yang dibiarkan "menyumpal/menyumbat" aliran air. Akibatnya, pergerakan arus banjir menjadi liar dan menghantam sisi kanan jembatan dan meruntuhkan satu bangunan rumah baru milik Sudarmi (40) yang berdiri persis di pinggiran tebing sungai yang ambrol tergerus air. "Kami khawatir jembatan ini tidak akan kuat dilewati kendaraan dengan tonase besar, seperti bus-bus pariwisata maupun truk pengangkut hasil tangkapan ikan nelayan," kata Suliyem, warga lainnya. Disebutkan, jembatan yang sama pernah runtuh pada akhir tahun 2005 akibat banjir bandang yang melanda kawasan tersebut. Putusnya akses satu-satunya menuju salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Timur saat itu sempat membuat roda perekonomian terganggu dan menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah. Jembatan penyeberangan darurat lalu dibuat sementara jembatan baru dibangun. Namun belum sepuluh tahun usia jembatan beton itu beridiri, kini bahaya serupa kembali mengancam. Sebagian warga menuding kerusakan pada pondasi jembatan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang membiarkan konstruksi badan jembatan lama berukuran 4 x 7 meter di bawah tetap teronggok di bawah jembatan baru, sehingga menyumbat aliran air saat banjir terjadi. "Kami belum bisa memberi komentar ataupun pernyataan karena belum memeriksa langsung kerusakan yang terjadi," kata Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Yoso Miardi. Ia memastikan pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat terkait kerusakan jembatan di Desa Sawahan dan berjanji untuk segera melakukan croscek lapangan. Mengenai kemungkinan dilakukannya rehabilitasi pondasi jembatan yang rusak/menggantung serta plengseng baru di area tebing sungai yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk, Yoso memastikan hal itu akan dievaluasi setelah ada data resmi hasil pemantauan petugas di lapangan. "Yang pasti di PU Binamarga ada alokasi dana tanggap darurat yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mengantisipasi jika ada infrastruktur yang rusak akibat bencana. Perlu digunakan atau tidak dalam kasus ini, kami harus periksa dan evaluasi dulu kondisinya seperti apa," ujarnya.(*)
Banjir Bandang Rusak Konstruksi Jembatan Trenggalek
Jumat, 4 April 2014 15:05 WIB
