Pengurus Kopontren Panca Hidayah Dilempari Telur Busuk
Selasa, 1 April 2014 17:02 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Empat pimpinan pengurus Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Panca Hidayah, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, dilempari telur busuk oleh seratusan lebih nasabah yang marah dan kecewa lantaran dana simpanan mereka senilai total Rp75 miliar tidak kunjung bisa ditarik (kredit macet).
Aksi yang berlangsung di halaman kantor Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung itu tidak secara langsung menyasar fisik keempat pimpinan kopontren, tetapi disimbolisasikan melalui gambar mereka yang dicetak berjajar dalam satu poster berukuran 1,5 x 3 meter.
Tidak hanya melemparinya dengan puluhan telur busuk, para nasabah yang didominasi ibu rumah tangga itu juga membakar poster wajah keempat pimpinan pengurus koperasi yang dituding bertanggung jawab atas kredit macet yang mereka alami.
"Kami datang ke sini (kantor dinkop) karena mulai ragu dengan keseriusan dan obyektifitas pihak dinas koperasi maupun tim audit independen dalam menangani kasus ini," kata koordinator aksi nasabah, Anang Bashori.
Tiba di kantor Dinas Koperasi Tulungagung sekitar pukul 09.00 WIB dengan mengendarai kendaraan roda dua dan empat, para perwakilan nasabah yang berjumlah sekitar 140 orang tidak langsung masuk kantor dinas koperasi.
Sebaliknya, mereka langsung menggelar semacam acara selamatan atau upacara tumpengan, lengkap dengan serangkaian ritual doa memohon keberkahan serta kemudahan dalam mengawal kasus kredit macet di Kopontren Panca Hidayah senilai Rp75 miliar yang sebagian besar melibatkan dana simpanan mereka.
Aksi tumpengan "satire" (sindiran) itu kemudian diakhiri dengan melakukan pelemparan telur busuk ke arah poster warna bergambar wajah setengah badan keempat pimpinan Kopontren Panca Hidayah yang berpusat di Kecamatan Kalidawir tersebut.
Empat gambar wajah pengurus Kopontren Panca Hidayah yang menjadi sasaran kemarahan nasabah itu masing-masing adalah Agung Setiawan (manajer pelaksana), Mashud (manajer SDM), Mulyono (direktur utama), serta Samsul Laily (ketua yayasan Panca Hidayah dan ketua pengurus kopontren).
"Kami ingin mereka diaudit dan seluruh hartanya yang diperoleh dari hasil penggelapan dana simpanan kami disita untuk dikembalikan pada para nasabah," seru Anang disambut aneka kecaman para nasabah terhadap keempat pimpinan Kopontren Panca Hidayah.
Kepala Dinas Koperasi Tulungagung, Eko Asistono saat dikonfirmasi mengenai aksi lanjutan para nasabah Kopontren Panca Hidayah mengkonfirmasi proses audit masih terus berjalan.
Sesuai rencana yang telah disampaikan perwakilan tim audit independen di hadapan perwakilan nasabah usai aksi tumpengan satire, verifikasi data keuangan akan dilakukan dengan melibatkan seluruh nasabah pada Kamis (3/4).
"Tim audit ingin mengkonfrontir data transaksi keuangan yang disampaikan koperasi apakah sinkron dengan keterangan para nasabah. Mereka akan diperiksa satu per satu agar hasil audit akurat dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Eko, menegaskan obyektifitas dan komitmennya dalam mendukung penyelesaian kasus kredit macet di Kopontren Panca Hidayah.
Ia mengisyaratkan, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap Koperasi Sido Rukun dan rekanan Kopontren Panca Hidayah lain, karena diduga dana nasabah yang nilainya mencapai puluhan miliar tersebut sengaja dialihkan ke beberapa pihak ketiga dengan sistem riba.(*)