Unair-RSU dr Soetomo Buka Posko Kesehatan Kelud
Senin, 17 Februari 2014 5:33 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Tim Perduli Bencana Gunung Kelud (TPB-GK) yang merupakan gabungan civitas akademika Universitas Airlangga dengan RSU Dr Soetomo Surabaya membuka dua pos bantuan kesehatan di sekitar kawasan pengungsian korban erupsi Gunung Kelud di Pare, Kediri.
"Tim yang berangkat pada Minggu (16/2) subuh itu membawa peralatan medis dan obat-obatan, dua mobil ambulans milik Fakultas Kedokteran Unair dan RS Unair, makanan, minuman dan selimut," kata ketua koordinator lapangan (Korlap) TPBGK Unair-RSDS, dr. Budi Santoso SpOG, Senin.
Ia mengatakan dua buah pos bantuan kesehatan itu melibatkan 40 orang anggota, di antaranya dua orang dokter spesialis mata, dua orang PPDS Ilmu Penyakit Dalam, dua PPDS kulit dan kelamin, dua orang dokter kandungan (Obgin), dua orang perawat, dua apoteker, dan dua dokter umum.
"Selain saya, dosen Fakultas Kedokteran Unair yang diterjunkan langsung untuk menangani kesehatan pengungsi antara lain Prof. Dr. Teddy Ontoseno, dr., Sp.A(K)., Sp.JP, FIHA (Ketua Prodi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor FK Unair), Prof. Prof. Dr. Indri Safitri Mukono, dr., MS (Wakil Dekan I FK Unair), dan Dr. Pudjo Hartono, Sp.OG (Ketua IKA-FKUA)," katanya.
Selain itu juga terdapat enam orang dari unsur alumni Unair, di antaranya Dr. Akmal Budianto (Pemprov Jatim). Rombongan diantar langsung oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unair Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., MS.
Ia menjelaskan TPB UA-RSDS semula akan membuka posko bantuan kesehatan di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dan Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, namun karena di dua tempat itu bantuan kesehatan sudah cukup dengan hadirnya sejawat yang lain, maka tim dialihkan ke kawasan Pare.
"Di situ, TPB Kelud UA-RSDS akan mendirikan posko kesehatan di sebuah masjid dan di Gedung Serbaguna Pare. Tim Unair-RSDS akan 'all out' untuk korban erupsi Gunung Kelud, karena itu tim membawa dokter spesialis yang diperkirakan banyak dibutuhkan partisipasi pengobatannya di lokasi pengungsian," katanya.
Misalnya, dengan banyaknya abu vulkanik di arena bencana, maka untuk itu diantisipasi dengan membawa dokter spesialis mata, spesialis paru-paru, dan spesialis penyakit dalam lainnya.
"Tim akan berada di kancah bencana setidaknya dalam tiga hari ke depan, namun jika bantuan kesehatan diperkirakan masih diperlukan maka bakti sosial gabungan Unair-RS Dr Soetomo ini akan diperpanjang lagi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Penasihat Ikatan Keluarga Alumni Unair (IKA UA) Drs. Ec. Mashariono MBA berharap kondisi di sekitar Gunung Kelud segera pulih, sehingga masyarakat bisa segera meninggalkan tempat pengungsian sementara dan kembali ke rumah masing-masing.
"Sebagai masyarakat yang tinggal di kawasan lereng gunung, tentu banyak yang memelihara ternak, sehingga dengan ditinggal mengungsi maka ternak-ternak mereka segera butuh perhatian. Mudah-mudahan situasi segera kondusif aman," katanya.
Sementara itu, Kasi Kemahasiswaan Unair, Punari, S.Sos., M.Si menambahkan TPB-GK juga menerjunkan 14 mahasiswa Unair yang selama ini tergabung dalam aktivitas Mahagana (Mahasiswa Tanggap Bencana) di bawah naungan BEM Unair. Mereka akan ikut membantu di lapangan.
"Itu tim pertama yang berangkat bersama rombongan pada Minggu (16/2) subuh, lalu Senin (17/2) akan berangkat ke lokasi bencana sebanyak 60 mahasiswa dari tim Mahagana yang lain," katanya. (*)