Wartawan-Peradi Malang Sepakat Kerja Sama Perlindungan Jurnalis
Sabtu, 15 Februari 2014 18:53 WIB
Malang (Antara Jatim) - Wartawan dari beberapa organisasi yang melakukan peliputan di wilayah Malang raya sepakat melakukan kerja sama dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Malang terkait perlindungan hukum terhadap jurnalis, khususnya selama pelaksanaan Pemilu 2014.
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh tiga organisasi wartawan, yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Malang, Sabtu.
Salah seorang wakil dari Peradi Malang Sutrisno menegaskan pihaknya siap membela jurnalis jika terjadi kasus kekerasan, bahkan Peradi akan membentuk tim khusus untuk melawan kekerasan itu.
"Kami akan berikan perlindungan hukum bagi jurnalis yang tersangkut dengan masalah apapun yang berkaitan dengan proses peliputan di lapangan," tegasnya.
Sementara Ketua AJI Malang Eko Widianto mengatakan tahun 2014 sebagai tahun politik dinilai sebagai momen yang rawan terjadi kekerasan pada jurnalis. Saat pemilu di beberapa daerah, perusahaan media biasanya menjadi sasaran publik yang bergejolak.
Jika sebelumnya kekerasan pada jurnalis hanya berupa intimidasi, namun saat ini sudah mengarah pada kekerasan fisik dan intensitasnya juga cukup banyak.
Selain penandatanganan nota kesepahaman, juga digelar diskusi publik yang menghadirkan perwakilan media, pihak kepolisian, serta sejumlah instansi.
Diskusi tersebut bertujuan untuk untuk merumuskan perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap jurnalis di tahun politik, bahkan-tahun berikutnya agar ketika terjadi kasus, para jurnalis ada yang mendampingi secara hukum.
Eko mengemukakan pada momen pemilu 2014, perusahaan media harus profesional atau tak memihak salah satu partai politik karena pemberitaan yang tidak berimbang dikhawatirkan justru akan menimbulkan kemarahan publik dan membahayakan pekerja media.
Namun sayangnya, kata Eko, fakta yang ditemui di lapangan, justru ada beberapa media yang dimiliki oleh pengurus atau petinggi parpol. Akibatnya pemberitaan menjadi tidak berimbang.
"Kami berharap pada tahun politik 2014 ini, tidak sampai terjadi kekerasan terhadap jurnalis, baik kekerasan verbal, termasuk intimidasi maupun fisik yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu," ujarnya.
Pada tahun ini akan digelar pesta demokrasi lima tahunan, baik untuk Pemilu Legislatif (Pileg) maupun pemilihan Presiden (Pilpres).(*)