Pemkab Sampang Evaluasi Distribusi Raskin Bermasalah
Kamis, 2 Januari 2014 18:44 WIB
Sampang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, melakukan evaluasi atas distribusi bantuan beras bagi warga miskin atau raskin di wilayah itu yang sering bermasalah, karena lambat dan kualitasnya jelek.
"Evaluasi ini kami lakukan agar pelaksanaan distribusi raskin tahun 2014 ini lebih baik dari sebelumnya," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Sampang Malik Amrullah, Rabu.
Selain melakukan evaluasi pelaksanaan distribusi di lapangan yang meliputu kualitas dan waktu distribusi, pihaknya juga meminta agar pelaksana distribusi tidak melakukan penyimpangan.
Sebab, berdasarkan laporan yang disampaikan masyarakat serta temuan sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Sampang, bantuan raskin di wilayah itu banyak yang tidak tepat sasaran, bahkan tidak sedikit yang digelapkan.
Hanya saja, warga tidak memprotes tindakan itu dengan berbagai pertimbangan. Seperti takut diancam oleh oknum aparat desanya, atau karena merasa tidak enak apabila melaporkan warga yang masih satu desa dengan korban.
Bantuan beras bagi warga miskin di Kabupaten Sampang yang ditemukan tidak layak konsumsi seperti yang pernah terjadi di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pangarengan dan Kecamatan Kedungdung pada November 2013.
Di dua kecamatan ini beras yang didistribusi kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) justru bercampur kerikil, berbau apak, serta hancur. Warga terpaksa menjadikan beras bantuan itu sebagai pakan ternak mereka.
Kasus serupa juga terjadi di Desa Aeng Sareh, Kecamatan Kota Sampang. Beras yang didistribusikan kepada warga itu berbau apak, sehingga warga penerima bantuan terpaksa protes ke pihak Bulog Sampang.
"Pemkab Sampang tidak ingin kasus serupa juga terjadi lagi pada tahun 2014 ini," kata Malik Amrullah menjelaskan.
Oleh karenanya, pihaknya mengumpulkan semua pihak terkait mengkoordinasikan pola distribusi bantuan raskin itu.
Tidak hanya pemkab, perwakilan Bulog juga diundang untuk membahas kasus raskin yang selama ini terjadi di Kabupaten Sampang yang oleh pemkab setempat dinilai merugikan warga penerima bantuan.
Kepala Gudang Bulog Sampang Nanang Setiawan mengakui, selama 2013 pihaknya memang pernah mendapatkan protes dari masyarakat karena kualitas raskin yang disalurkan memang jelek.
Hanya saja, semua jenis beras yang dinilai tidak layak konsumsi itu telah diganti dengan beras yang berkualitas jelek.
"Itu terjadi, karena beras itu kan lama disimpan di dalam gudang. Tapi kan mereka sudah kami ganti," katanya menjelaskan.
Sementara, terkait banyaknya kasus penggelapan bantuan raskin yang terjadi di Sampang, Nanang menyatakan, itu bukan tanggung jawab Bulog, akan tetapi merupakan tanggung jawab aparat desa. (*)