Selama ini kebanyakan para dokter di sejumlah rumah sakit terkesan berwajah serius. Namun hal itu sama sekali tak terlihat dalam pribadi Prof. Dr. drg. M. Rubiato MS. Sp Perio (K). Siapa yang menyangka jika Guru Besar Periodensia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UA) ini memiliki hobi terhadap musik. Penampilan M. Rubianto yang biasa dipanggil Prof Rubi terkesan santai dan terlihat lebih muda. Bahkan saat ngobrol dengan siapapun termasuk pasiennya maupun mahasiswanya terlihat santai dan enjoy. Demi hobinya dalam bidang musik, ketika santai M Rubiato berlatih gitar di ruang kerjanya di FKG Universitas Airlangga. Kecintaan M Rubiato terhadap musik tak perlu diragukan lagi. Selain koleksi berbagai gitar klasik dan modern yang tersimpan rapi dirumahnya, Guru Besar itu masih tergabung dalam Oktavia United Band. Eloknya, pemain gitar ini juga sudah menciptakan tujuh lagu untuk reuni band yang didirikan tahun 1960-an itu pada 6 Desember lalu. Terdapat tujuh lagu yang sudah diciptakan oleh pria yang akrab disapa Prof Rubi ini, yakni Antara Setan dan Malaikat, Kisah Ulah Cinta Anak Manusia, Dari O ke O, Galau, Waktu, Eling dan Edan, dan Surabaya KPK. "Untuk lagu Surabaya KPK itu bukan Komisi Pemberantasan Korupsi lho. Tapi Surabaya Kota Pahlawan Kemerdekaan," ucap Prof Rubi dengan tertawa. Senyum lepas dan kebanggaannya menciptakan lagu Surabaya KPK itu sangat terlihat, ketika dia memetik nada pembuka saat latihan di ruang kerjanya di FKG UA. Lagu yang menceritakan sepak terjang orang Surabaya memperjuangkan dan memotivasi masyarakat Kota Surabaya itu dia tulis dari bait ke bait. Tak hanya kata-katanya yang mengungkap sejarah kota Pahlawan, Prof Rubi membuat lagu ini lebih energik. Sebab, dia menyatukan berbagai instrumen aliran dalam lagu Surabaya KPK itu. Dari musik beat, rock, pop, hingga sedikit sentuhan dangdut. "Musik saya ini untuk anak muda. Gaul, tetapi tetap membangun rasa nasionalisme," tutur pria kelahiran 8 September 1950 ini. Lagu bergairah anak muda ini memang sengaja diciptakan Prof Rubi untuk mengenang kejayaan legenda band-band asli Surabaya yang kini masih berjaya. Seperti, Irama Jangger, Djakarta Lloyd, Band Casino, Sapta Nada, dan Oktavia United Band. "Termasuk saya yang menjadi gitaris Oktavia United Band. Gue waktu itu kan juga gaul," timpal Prof Rubi lantas tersenyum. Pada tahun itu, anak-anak Surabaya memang tergolong kreatif. Sebab, selain sekolah, mereka mengisi aktivitas dengan grup bandnya. Tak heran jika di kawasan Untung Suropati berjejer sekretariat band-band Surabaya. Menurut dia, sebelumnya dirinya, generasi pertama Oktavia United adalah Kadet dan almarhum Gombloh, pencipta lagu Kebyar-Kebyar. Setelah itu, bergabung Budoyo, Lolok, Tuche, Zainal, dan Hari Arista. Selain memang hobi terhadap musik, bagi Prof Rubi, musik memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas profesional sebagai dokter spesialis gigi. "Prinsip hidup saya dalam dunia yang saya tekuni, yakni profesionalisme, personil, humanism, dan art," katanya. Dalam artian, keprofesionalan seorang dokter harus ditunjang dengan sikap dan kepekaan terhadap lingkungan dan orang lain. Yang terpenting lagi, keprofesionalan dan humanisme seseorang akan lebih indah dan menyentuh hati jika ada seni yang dimiliki seorang dokter. (*)
Prof Rubi: Musik Asah Kepekaan Seorang Dokter
Senin, 23 Desember 2013 9:25 WIB