Surabaya (Antara Jatim) - Komunitas Batik Jawa Timur di Surabaya (KIBAS) memperkenalkan batik inovasi, yakni motif Batik Teyeng, dalam pameran bertajuk "A Great Moment of Batik Sidoarjo" di Galeri Seni "House of Sampoerna" Surabaya pada 10 Oktober-3 November. "Itu inovasi pemberian 'isen-isen' (latar belakang) batik dengan pola teyeng atau besi berkarat, jadi kita beri latar belakang teyeng pada batik yang ada," kata penggagas Batik Teyeng asal Surabaya, Firman Asyhari, kepada Antara di sela-sela pameran itu, Rabu. Menurut dia, pola "teyeng" (karatan) bukan motif utama, karena cara pemberian pola teyeng memang tidak menggunakan prinsip pembatikan yakni pakai canting dan malam. "Kalau dibuat teyeng semua memang bisa tapi namanya bukan batik, melainkan motif teyeng saja," katanya. Ditanya ide pembuatan motif teyeng pada batik itu, ia mengaku ide itu muncul saat rekannya menjemur batik pada jemuran dari kawat, kemudian menimbulkan bekas karatan. "Dari situ, saya berpikir, mungkin teyeng itu baik juga kalau sekalian dibuat isen-isen," katanya. Bahkan, katanya, adanya isen-isen akan mengesankan batik "lawas" atau batik kuno, sehingga batik yang ada semakin "nyeni". "Saya melakukan eksperimen batik teyeng selama empat bukan dan pameran ini merupakan pameran pertama untuk batik teyeng," katanya. Tentang proses pemberian pola teyeng, ia mengatakan kain batik yang ada diberi "blok" dengan malam pada gambar batiknya agar tidak kena motif teyeng. "Caranya, bijih besi daru hasil mesin bubut ditaburi dengan garam dan disiram air agar garamnya merata," katanya. Selanjutnya, bijih besi bercampur garam itu disiramkan ke atas sepon, lalu sepon digulung bersama kain batik dan dibungkus plastik agar airnya tidak mengering dan didiamkan selama 24 jam. "Kalau dibuka, maka motif teyeng akan membekas dan menjadi isen-isen," katanya. Sementara itu, batik yang dipamerkan berjumlah 50 lembar kain batik Sidoarjo. "Itu merupakan hasil karya perajin dari lima sentra batik di Sidoarjo, yakni Kedungcangkring, Jetis, Pecinan (China Peranakan), Sekardangan, dan Tulangan," kata Ketua KIBAS Lintu Tulistyantoro. (*)
Berita Terkait
Lintu: Anak Muda Sudah Tak Malu Pakai Batik
30 September 2016 15:10
Arkeolog: Perlu Revolusi Bisnis Batik
18 Oktober 2014 13:24
KIBAS-HoS Pamerkan "Batik Premium" Sambut Hari Batik Nasional
30 September 2014 15:51
Kambing Kibas Gulung Teman Setia Idul Adha
26 Oktober 2012 09:52
Saatnya, Batik Jadi "Trend" Global
1 Oktober 2012 09:40
HoS-KiBaS Rayakan Hari Batik dengan Pameran Kawung-Gringsing
26 September 2012 14:30
Kibas Temukan 14 Batik Jatim Berfilosofi
1 Oktober 2011 19:08
50 Batik Khas Jatim Dipamerkan di Surabaya
14 September 2011 19:08
