Puluhan Pelajar Madiun Tertangkap Razia SIM
Senin, 9 September 2013 19:07 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Puluhan pelajar tingkat SMP dan SMA di Kota Madiun, Jawa Timur, tertangkap razia kepemilikan surat izin mengemudi (SIM) dalam Operasi Giat Anak Sekolah yang dilakukan oleh kepolisian resor (polres) setempat, Senin.
Kapolres Madiun AKBP Anom Wibowo, mengatakan, operasi tersebut digelar untuk menyisir para pelajar yang tidak memiliki SIM namun telah mengendarai kendaraan bermotor terlebih roda dua.
"Kami sangat prihatin dengan banyaknya pelajar yang belum cakap dari segi umur dan juga tidak memiliki SIM, namun sudah diperbolehkan membawa motor sendiri. Karena itu, kami melakukan tindakan agar hal-hal negatif seperti kejadian di Jakarta yang melibatkan anak seorang musisi tidak terjadi di Kota Madiun," ujar Anom kepada wartawan.
Puluhan pelajar yang tertangkap razia tersebut, selain tidak memiliki SIM juga ada beberapa motornya yang tidak memenuhi standar. Para siswa beserta motornya tersebut akhirnya dibawa ke Mapolres Madiun Kota untuk dilakukan pendataan.
Anom menjelaskan, razia serupa akan rutin dilakukan untuk memberikan pembinaan kepada para pelajar. Tujuannya adalah menekan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar.
"Target kami dalam sehari bisa merazia 200 pelajar yang disinyalir belum memiliki SIM namun sudah mengendarai motor sendiri baik saat jam sekolah maupun umum," kata dia.
Pihaknya juga berharap agar instansi terkait baik dinas pendidikan, dinas perhubungan, ataupun sekolah, untuk melakukan hal serupa agar kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak atau pelajar dapat dicegah.
"Kami juga mengimbau kepada orang tua agar lebih hati-hati lagi memberikan izin kepada anaknya dalam menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat. Sebab, sangat berbahaya," terangnya.
Anom menambahkan, data Satuan Lalu Lintas Polres Madiun Kota mencatat, selama bulan Januari hingga September 2013, sebanyak empat remaja usia pelajar telah meninggal dunia akibat kecelakaan.
"Selain empat pelajar meninggal dunia, tujuh pelajar lainnya juga tercatat mengalami luka-luka. Jumlah tersebut harus ditekan. Perlu keterlibatan semua pihak untuk mewujudkannya," katanya. (*)