Surabaya, (Antara Jatim) - Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Rudhy Wisaksono mengemukakan pihaknya sangat perhatian terhadap pengolahan limbah industri yang dikelolanya melalui instalasi pengelolaan limbah (IPAL) yang ada secara berkelanjutan demi kelestarian lingkungan. "Kita sangat 'concern' terhadap pengelolaan limbah guna kelestarian lingkungan. Karena itu, kita juga sangat memperhatikan industri yang akan beroperasi di kawasan ini," katanya dalam BUMN Marketeers Club Surabaya, Kamis. BUMN Marketeers Club Surabaya adalah forum pertemuan manajemen BUMN di Surabaya dan sekitarnya yang diselenggarakan sebulan sekali. Forum bersama tersebut menjadi ajang berbagi pengalaman, pengetahuan dan lainnya yang diharapkan bisa menginspirasi untuk lebih baik. Sementara itu, PT SIER merupakan badan usaha milik negara/ daerah dengan komposisi 50 persen saham milik pemerintah pusat, 25 persen saham milik Pemprov Jawa Timur dan 25 persen lainnya milik Pemkot Surabaya. PT SIER selain mengelola kawasan industri di Rungkut seluas 245 hektare juga mengelola kawasan industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) sekitar 563 hektare dan Sidoarjo Industrial Estate Berbek (SIEB) yang berdampingan dengan SIER seluas 87 hektare. Menurut Rudhy, guna mendukung pengelolaan limbah dengan baik pihaknya mempersyaratkan setiap industri yang akan menempati atau beroperasi di kawasan industri yang dikelola PT SIER menjelaskan mengenai jenis industri dan bahan baku yang akan digunakannya. "Dengan demikian, nantinya akan diketahui jenis limbah yang dihasilkan untuk pengelolaan lebih lanjut seperti dipersyaratkan dalam ISO 14000," katanya. Manajemen PT SIER telah menerapkan ISO 14000, yakni seperangkat standar internasional bidang manajemen lingkungan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. PT SIER, kata dia, melaksanakan standar ISO 1400 tersebut guna menunjang program "eco green industries" atau industri hijau. Setiap kawasan industri yang dikelola terdapat IPAL. Pengolah limbah di SIER dibangun pada 1980, sedangkan di PIER pada 1996. Rudhy Wisaksono yang mantan Ketua Indonesian Shipsowner Associations (INSA) Tanjung Perak Surabaya itu mengatakan, upaya manajemen PT SIER menerapkan program industri hijau tersebut mendapat penilaian "proper biru" atau cukup baik dari Kemtenerian Lingkungan Hidup. Lebih lanjut ia mengemukakan, tingkat pemanfaatan kawasan industri yang dikelolanya saat ini sudah lebih dari 80 persen, karenanya manajemen PT SIER berusaha memperluas kawasan industri di PIER. Kawasan industri di sini menyediakan lahan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan investor. Sementara itu, perusahaan yang kini beroperasi di SIER sebanyak 267 perusahaan yang terdiri 21 Penanaman Modal Asing (PMA) dan 246 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sementara di SIEB 103 perusahaan yang terdiri 14 PMA dan 89 PMDN, di PIER 70 perusahaan meliputi 39 PMA dan 31 PMDN. Sebagian besar investor asing yang beroperasi di kawasan yang dikelola PT SIER merupakan investor dari Jepang, sedangkan sisanya dari Eropa. "Hampir 80 persen PMA yang beroperasi di SIER, PIER, maupun SIEB adalah imvestor dari Jepang," katanya menambahkan. (*) Keterangan Foto : Dirut PT SIER Rudhy Wisaksono menjeleskan mengenai program Eco Green Industries yang dijalankannya dalam BUMN Marketeers Club Surabaya.
Dirut : PT SIER Perhatian Terhadap Pengelolaan Limbah
Kamis, 22 Agustus 2013 12:18 WIB