Surabaya (Antara Jatim) - Salah satu keistimewaan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah tidak hanya dirayakan orang muslim yang berpuasa sebulan penuh Ramadhan, tapi juga banyak dirayakan oleh orang-orang yang tidak menjalankan ibadah puasa. Menurut Ketua DPRD Surabaya M. Machmud seharusnya yang boleh merayakan Lebaran adalah umat muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. "Untuk apa yang tidak ikut puasa merayakan Lebaran, tidak ada manfaatnya," katanya. Artinya kemerdekaan itu, kata dia, hanya dimiliki orang-orang yang berjuang dalam puasanya. "Momen yg pas mengurangi dosa sesama manusia adalah saling memaafkan di Hari Raya Idul Fitri," ujarnya. Machmud mengatakan Lebaran ada kaitannya dengan puasa. Ibaratnya saat memasuki Ramadhan, sama halnya dengan mensucikan diri. Ilustrasinya orang puasa seperti ulat kalau di daun cenderung merusak daun dan orang jijik melihatnya. Tapi setelah ulat melakukan puasa untuk penyempurnaan dirinya mulai menjadi kepompong hingga menjadi kupu-kupu, semua manusia berusaha mendekatinya. "Bahkan kupu-kupu yang sudah mati oleh manusia diawetkan untuk dipajang di tempat-tempat wisata," katanya. Sama halnya dengan orang yang menjalani puasa selama Ramadhan sebulan penuh, maka diharapkan bisa menjadi kupu-kupu atau akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Tentunya harus dirasakan oleh lingkungan masyarakat sekitar," katanya. Jika puasa hubungannya antara manusia dengan Tuhannya, maka pada Lebaran hubungannya antara manusia dengan manusia. "Ini momen terbaik untuk saling memaafkan antara pimpinan dengan bahawan dan semua umat tanpa melihat status dan jabatan. Kami atas nama DPRD Surabaya mohon maaf lahir batin," katanya. (*)
Machmud: Lebaran Hanya untuk Orang Berpuasa
Jumat, 9 Agustus 2013 5:33 WIB