Hari Raya Idul Fitri sangat ditunggu oleh Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di bulan Syawal itu menjadi ajang silaturahmi baik dengan Tuhan maupun dengan keluarga dan sahabat. "Hubungan itu jangan sampai timpang. Dengan Tuhan baik, tapi dengan kerabat, tetangga, ataupun sahabat kurang baik, ini tidak dibenarkan. Untuk itu, silaturahmi penting dilakukan," ujar ustaz yang juga seorang guru Pendidikan Agama Islam di sebuah sekolah menengah atas negeri (SMAN) Kabupaten Kediri, Slamet Mintohadi. Menurut dia, Idul Fitri merupakan hari kemenangan setelah satu bulan umat Muslim menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Hal itu sesuai dengan makna Idul Fitri, dimana artinya kembali ke fitrah. "Idul Fitri itu kembali ke fitrah, memupuk ketauhidan, memperbanyak amal ibadah sesuai dengan ketentuan bahwa manusia sebagai hamba dan sebagai kalifah (pemimpin)," ucapnya. Ustaz yang juga sering tampil di sejumlah media elektronik di Kediri ini juga mengingatkan agar umat Muslim tidak berlebihan atau euforia dalam memeringati Idul Fitri, misalnya dengan membeli pakaian yang mahal, harus membeli kendaraan baru, ataupun sesuatu yang berlebihan lainnya. Sebab, lanjut dia, hal itu bisa menghilangkan makna dari silaturahmi. Kegiatan yang harusnya digunakan saling bertemu dan memaafkan, bisa berubah menjadi ajang pamer. Selain mengingatkan makna penting silaturahmi, Ustaz Slamet juga menegaskan tentang pentingnya zakat fitrah, agar jangan terlambat untuk diberikan. Zakat fitrah wajib dibayarkan oleh umat Islam dengan besaran berat 2,5 kilogram. "Setidaknya, zakat diberikan pada malam Idul Fitri, namuan jangan sampai tergelincir matahari, karena jika diberikan hanya akan menjadi sedekah biasa, bukan zakat fitrah," tukasnya. (*)
Ustaz: Idul Fitri Ajang Perbaiki Silaturahmi
Jumat, 16 Agustus 2013 5:40 WIB