Konsumsi BBM Nonsubsidi Masyarakat Meningkat Jelang Ramadhan
Senin, 8 Juli 2013 23:21 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Konsumsi bahan bakar minyak nonsubsidi masyarakat kian meningkat jelang bulan suci ramadhan tahun ini karena semakin besarnya permintaan pasar otomotif kelas menengah atas.
"Sampai akhir Juni 2013, konsumsi pertamax mencapai naik 20 persen dan dex meningkat sebesar 25 persen dibandingkan kondisi normal," kata "General Manager" PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Jatim, Bali dan Nusatenggara, Afandi, dalam siaran persnya, di Surabaya, Senin.
Menurut dia, apabila pertumbuhan konsumsi BBM secara keseluruhan di Jatim mencapai delapan persen sedangkan konsumsi pertamax meningkat hingga mencapai 20 persen maka situasi tersebut menunjukkan adanya migrasi.
"Masyarakat mulai sadar untuk mengonsumsi BBM nonsubsidi," ujarnya.
Jika dibandingkan pola konsumsi selama tahun 2012, jelas dia, konsumsi dex di Jatim mengalami kenaikan sebesar 300 persen. Faktor pendukung lainnya, pemberlakuan aturan Menteri ESDM tentang larangan penggunaan solar untuk mobil perkebunan dan pertambangan serta larangan penggunaan premium bagi mobil dinas pelat merah pemerintah daerah, mobil TNI, dan kepolisian.
"Oleh karena itu, kami yakin total SPBU yang menjual pertamax bisa mencapai 80 persen dari total 786 unit di Jatim. Tetapi saat ini jumlah SPBU yang menjual pertamax masih dikisaran 60 persen dan SPBU yang menjual Dex mencapai 96 unit SPBU," katanya.
Mengenai penjualan dex, tambah dia, pihaknya optimistis hingga akhir tahun akan mencapai 10.000 kiloliter. Sementara penjualan hingga Juni 2013 sudah dikisaran 900.000 liter.
"Namun melihat besarnya potensi serapan komoditas tersebut di Jatim, penjualannya akan melebihi target," katanya.
Di sisi lain, sebut dia, konsumsi BBM subsidi pascapenaikan harga pada tanggal 21 Juni lalu justru memperlihatkan kian normal dan penyalurannya stabil.
"Setelah kenaikan BBM subsidi, distribusinya sempat turun lebih dari 15 persen karena pada saat awal kenaikan BBM justru masyarakat menunda pembelian," katanya.
Apalagi, lanjut dia, pada H+1 hingga H+9 penaikan BBM subsidi penyaluran premium hanya dikisaran 9.040 kiloliter. Realisasi penyaluran tersebut turun 19,2 persen daripada rata-rata penyaluran normal sebesar 11.200 kiloliter.
"Untuk penyaluran solar Juni lalu menjadi 4.610 kiloliter atau turun 19,1 persen dari rata-rata harian di Jatim pada bulan Mei sebanyak 5.700 kiloliter," katanya.(*)