Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Airlangga Surabaya akan memiliki Guru Besar Hukum Bisnis Syariah yakni Prof Dr Drs Abdul Shomad SH MH yang dikukuhkan pada 1 Juni bersama dua rekannya, Prof Dr dr Ami Ashariati Sp.PD-KHOM (Guru Besar Bidang Onkologi Medik /FK) dan dan Prof drg Thalca Hamid MHPED Sp.Ort(K) PhD (Guru Besar Bidang Ortodonti/FKG). "Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki pertumbuhan perbankan syariah paling pesat, namun pertumbuhan itu tidak diikuti dengan peningkatan jumlah sumber daya manusia yang kompeten, sehingga banyak pelaku perbankan syariah yang tidak paham mengenai syariah itu sendiri," kata Prof Shomad di kampus setempat, Kamis. Pengajar di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Unair Surabaya itu mengatakan pidato pengukuhan dirinya akan membahas mengenai Rekonstruksi Perbankan Syariah Indonesia. "Di Indonesia, masih banyak akad bank syariah yang mencantumkan ketentuan yang tidak bersumber pada syariah," katanya. Menurut dia, bank-bank syariah di Indonesia umumnya sudah berpedoman untuk menjauhi unsur riba, maisir (judi), gharar (ketidakpastian), zalim, isywah, barang haram, dan maksiat, namun mereka berbenturan dengan peraturan perundang-undangan lain yang masih konvensional, sehingga bank syariah yang ada tidak bisa 100 persen lepas dari unsur non-syariah. "Untuk itu, saya mengusulkan perlunya merekonstruksi perbankan syariah di Indonesia dengan membentuk Undang-undang Jaminan Syariah dan UU Peradilan Niaga Syariah. Selama ini, kasus kepailitan dan lelang dalam perbankan syariah masih ditangani oleh pengadilan agama," kata Guru Besar Unair ke-408 itu. Lain halnya dengan Prof Dr dr Ami Ashariati Sp.OD-KHOM yang merupakan Guru Besar ke-409 Unair dan menjadi pengajar di Fakultas Kedokteran Unair sekaligus Guru Besar Bidang Onkologi Medik yang sehari-harinya bergelut dengan penanganan kanker di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya. Oleh karena itu, dalam pidato pengukuhan Guru Besar-nya, Prof Ami mengangkat tema "Peranan Onkologi Medik Sebagai Bagian dari Team Work Onkologi dalam Pengelolaan Kanker Masa Kini dan Masa Mendatang". "Saat ini, seiring dengan kemajuan di bidang kedokteran, pendekatan terapi kanker tidak lagi dilakukan oleh ahli bedah saja. Pendekatan terapi secara multidisiplin (team work) antara onkologi bedah, onkologi medik, onkologi radiasi dan disiplin ilmu lain merupakan penanganan kanker paling ideal, efektif, dan efisien," katanya. Selain penanganan dengan radiasi dan bedah, katanya, penderita kanker perlu ditangani dengan terapi lain, seperti obat-obatan, gizi, hormon, bahkan sosial. "Penyakit kanker merupakan penyakit yang kompleks. Pasien akan menghadapi berbagai macam masalah, baik medis maupun non-medis yang saling berkaitan," ungkapnya. Sementara itu, Prof drg Thalca Hamid-Agusni MHPED Sp.Ort(K) PhD merupakan Guru Besar ke-410 Unair. Ia sering merasa prihatin dengan banyaknya pemakaian behel atau kawat gigi yang tidak tepat. Sebagai ahli Ortodonti yang merupakan cabang kedokteran gigi yang khusus memperbaiki keadaan gigi untuk mengingkatkan fungsi dan estetika, dia memahami perilaku masyarakat yang ingin tampil menarik dengan behel, namun keinginan untuk tampil cantik dan menarik kadang tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai dampak kesehatan mengenai behel. "Dengan pertimbangan ekonomi, masyarakat memilih memasang behel di sembarang tempat, misalnya tukang gigi. Padahal, tukang gigi tidak dibekali pengetahuan dan skill mengenai pemasangan behel yang benar. Jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar, estetika rahang dan gigi justru bisa rusak," katanya. Menurut dia, prevalensi maloklusi (keadaan gigi-geligi yang tidak dalam kelengkungan yang baik) di Indonesia memang cukup tinggi. Anak-anak dan orang dewasa dengan maloklusi sering diolok-olok, sehingga bisa membawa dampak psikologis seperti kurang percaya diri. "Karena itu, wajar bila seseorang ingin memperbaiki penampilan dengan memperbaiki keadaan estetika wajah dan gigi, namun perlu memilih tempat yang tepat, karena jika tidak, bukannya estetika yang didapat, melainkan kerusakan," kata peneliti yang pernah menjabat sebagai President Rotary Club Surabaya Central itu. (*)
Unair Miliki Guru Besar Hukum Bisnis Syariah
Kamis, 30 Mei 2013 20:17 WIB