Bojonegoro (Antara Jatim) - Menu iga bakar barangkali tidak sulit diperoleh di berbagai restoran juga warung makanan di Jatim. Namun, memperoleh menu iga bakar yang harganya terjangkau dengan rasa yang lezat bisa diperoleh di restoran "Javanilla" Bojonegoro. Bahkan, pengunjung restoran itu bisa juga menyantap menu iga bakar sambil menikmati hiburan elektone khusus hari Rabu dan Sabtu dengan duduk santai lesehan di gazebo, juga duduk di kursi atau memilih ruangan tersendiri. "Pada awal mencoba menyajikan menu iga bakar pada 2005, kami hanya menghabiskan dua kilogram per hari. Karena peminatnya semakin meningkat saat ini bisa menghabiskan berkisar 15 sampai 20 kilogram per harinya," kata pemilik restoran "Javanilla" Bojonegoro Hiralatanana Widowati (37), dalam perbincangan dengan Antara Jatim, Rabu (24/4). Ia mengaku belajar sendiri untuk bisa membuat menu iga bakar yang dalam penyajiannya dilengkapi dengan emping melinjo goreng, juga lalapan daun kemangi, mentimun, kecap, sambal dan kuah. Selain itu, ia juga memilih iga sapi tertentu yang dagingnya bisa lepas kalau dimakan, sebab ada sapi yang daging iganya ketika dimakan sulit lepas dari tulangnya. Panjang iga bakar yang disajikan juga sama 10 meter per iga dengan tujuan memudahkan yang menyantap. "Saya tidak kesulitan memperoleh iga sapi sesuai kebutuhan," jelas ibu tiga anak hasil perkawinannya dengan Rudyanto Lokaharja itu. Selain menu iga bakar di restoran setempat juga menyanyikan menu andalan lainnya yaitu sup buntut goreng yang juga diminati pengunjung. "Tapi menu sup buntut masih kalah dengan iga bakar," ujarnya. Hira mengaku selalu menjaga kualitas masakan yang disajikan, sehingga menu yang disajikan adalah menu sehat bagi pembeli, seperti kuah menu sup buntut goreng tidak memanfaatkan kuah hasil rebusan buntut sapi yang banyak mengandung kolesterol, tapi memanfaatkan kuah cakar ayam kampung. "Kuah kaki ayam kampung lebih lezat dan sehat dibandingkan kuah kaldu sup buntut," jelasnya. Tidak hanya itu, sebagaimana dituturkan Hira, yang pernah menjadi karyawan teladan di sebuah perusahaan telekomunikasi itu, di restorannya semua sayuran memanfaatkan sayur nonpestisida, mulai kangkung, selada, juga yang lainnya. Ia menjelaskan menu iga bakar di Javanilla banyak disukai pengunjung dari berbagai kalangan, mulai pegawai negeri sipil (PNS), jajaran kontraktor migas , juga yang lainnya. Pengunjung di "Javanilla" juga banyak dari warga luar kota yang kebetulan hanya lewat atau berkunjung ke Bojonegoro. "Banyak ibu-ibu yang naik becak datang untuk membeli iga bakar mulai dari yang makan di sini atau dibawa pulang. Kalau kesimpulan saya pengunjung di sini mulai warga biasa sampai kalangan atas," jelas dia. Ia juga menunjuk foto putri Indonesia 2009 dan 2010 Qory Sandioriva dan Nadine Alexandra Dewi Ames yang terpampang di dekat pintu masuk. Keduanya pernah berkunjung menikmati hidangan menu makanan di restoran itu, termasuk sejumlah artis ibu kota, di antaranya "Cherry Belle". Ia menyebutkan harga satu porsi menu iga bakar dan sup buntut goreng sama yaitu Rp29 ribu/porsi, lebih murah dibandingkan dengan menu sejenis di restoran lainnya. Bangunan restoran yang berada di tepi Jalan Untung Suropati itu, pada awal berdiri pada 2005 hanya berukuran 100 meter persegi. Namun, Hira kemudian mengembangkan luas restoran menjadi 740 meter persegi yang daya tampungnya berkisar 150-200 orang pada 2012. Restoran setempat juga dilengkapi dengan dua ruangan yang masing-masing mampu menampung sekitar 20 orang untuk makan bersama dan satu ruangan untuk rapat yang mampu menampung sekitar 12 orang dengan perlengkapan karaoke dan mushala. Mencari restoran "Javanilla" tidaklah sulit, sebab lokasinya di dalam Kota Bojonegoro. Lokasi restoran itu di tepi jalan raya besar yang dilewati kendaraan bermotor dari arah Surabaya yang akan menuju Jakarta juga kendaraan dari arah Jakarta yang akan menuju Surabaya. "Saya yang menata restoran ini sendiri, seperti menempatkan meja yang dilengkapi bunga di pintu masuk. Tenaga kerja di restoran saya 20 orang dengan omzet tetap stabil sekitar Rp200 juta per bulannya," paparnya. Hira menyatakan tidak akan berhenti mengembangkan restorannya dengan cara menyajikan menu masakan baru yang kemungkinan akan menarik dan diminati pengunjung, salah satunya bebek "ndeso lung". "Saya namakan "lung", sebab menu ikan bebek akan saya lengkapi dengan menu "lung" atau daun ketela rambat," ucapnya sambil tersenyum. Sementara itu, seorang warga Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota Tony Ade Irawan mengaku hampir rutin membeli menu iga bakar di "Javanilla" yang menjadi menu kesukaan orang tuanya. "Rasanya enak, juga harganya terjangkau dibandingkan dengan menu sejenis di tempat lain," jelas Toni. (*)
Berita Terkait

Sensasi uniknya Iga Bakar Sambal Kopi siap sambut tahun baru di Jember
9 Desember 2022 16:13

Menjelajahi Kuil Surga Beijing, simbol kosmos kekaisaran
13 Juli 2025 12:01

Brawijaya Multi Usaha buka BREWiJAYA Coffee di TMII
9 Juli 2025 13:25

Sensasi makan ayam kampung pedas di kaki Gunung Kelud
7 Juli 2025 19:06

Ijen Suites Malang hadirkan "holiday with mermaid"
6 Juli 2025 12:00

Musim pendakian Gunung Fuji dimulai, tarif naik dan aturan lebih ketat
1 Juli 2025 12:05